Hidayatullah.com—Para penumpang dan kru pesawat yang terpaksa mendarat darurat di bandara Moskow mengatakan bahwa jet yang mereka tumpangi tersambar petir sebelum akhirnya terbakar.
Laporan perihal sambaran petir itu diungkapkan oleh para korban selamat yang menceritakan bagaimana mereka keluar dari pesawat Aeroflot yang terbakar saat mendarat di bandara Sheremetyevo hari Sabtu (4/5/2019).
Sebanyak 41 dari 78 orang yang berada di dalam pesawat meninggal dalam periswita itu.
Dilansir BBC Senin (6/5/2019), tim yang melakukan penyelidikan atas kecelakaan itu belum membuat pernyataan resmi terkait kabar yang menyebutkan soal sambaran petir.
Pesawat-pesawat modern dirancang sedemikian rupa agar tahan terhadap sambaran petir, dan maskapai penerbangan nasional Rusia itu hanya mengatakan bahwa pesawat itu kembali dikarenakan mengalami gangguan teknis.
Akan tetapi, sejumlah penumpang pesawat tujuan kota Murmansk, Rusia, itu mengatakan bahwa petir menyambar tak lama setelah pesawat lepas landas.
Sebagian dari lima kru pesawat juga mengatakan bahwa sepertinya sambaran petir merupakan penyebab pesawat mereka kehilangan komunikasi dengan menara kontrol.
Salah satu penumpang selamat bernama Pyotr Yegorov mengatakan bahwa baru saja lepas landas pesawat tiba-tiba tersambar petir. “Pendaratannya tidak mulus, saya hampir pingsan karena ketakutan,” ujarnya.
Seorang saksi mata mengatakan pesawat mendarat dengan lompatan seperti belalang, ketika menyentuh landasan dalam kecepatan tinggi dan api berkobar di bagian belakang.
Para penumpang dievakuasi dalam waktu 55 detik setelah pesawat yang terbakar itu benar-benar berhenti. Orang-orang keluar dari badan pesawat lewat pintu darurat dan meluncur ke bawah menggunakan tabung parasut.
Pesawat Shukoi Superjet-100 itu lepas landas pukul 18:20 waktu setempat hari Ahad menuju Murmansk.
Krunya kemudian mengirimkan sinyal bahaya ketika gangguan tektis terjadi dalam cuaca buruk tak lama setelah pesawat mengudara.
Pesawat komersial itu kemudian berusaha melakukan dua pendaratan darurat. Upaya pertama gagal karena pesawat melaju terlalu kencang. Dalam upaya kedua sistem otomatisnya tak berfungsi, lapor kantor berita Rusia Interfax. Akibatnya pesawat “melompat tiga kali” dan bagian belakangnya pecah. Sebagian serpihan masuk ke dalam mesin sehingga menimbulkan percikan api.
Pesawat mendarat dalam kondisi bahan bakar di tanki masih penuh. Setelah kehilangan kontak dengan menara kontrol kru memutuskan terlalu berbahaya untuk membuang bahan bakar di atas kota Moskow.
Terdapat 37 penyintas dalam kecelakaan itu, 33 penumpang dan empat anggota kru, kata Yelena Markovskaya, seorang petugas yang terlibat dalam penyelidikan.*