Hidayatullah.com—Seorang mantan gubernur Rio de Janeiro mengatakan bahwa dia membantu membayar uang suap $2 juta agar kota di Brazil tersebut dipastikan menjadi tuan rumah Olimpiade 2016.
Sergio Cabral mengatakan kepada hakim bahwa keputusan pembayaran suap itu dibuat dalam suatu pertemuan di tahun 2009, lansir BBC Jumat (5/7/2019). Dia juga mengatakan bahwa Carlos Nuzman, yang kala itu menjabat ketua Komite Olimpiade Brazil, yang menangani negosiasinya.
Pada tahun 2017, Nuzman ditangkap dalam kasus berkaitan pembelian suara untuk menentukan penyelenggara Olimpiade. Dia membantah melakukan kesalahan.
Cabral saat ini menjalani hukuman penjara 200 tahun setelah diputuskan bersalah dalam beberapa kasus korupsi.
Hari Kamis (4/7/2019), Cabral mengatakan bahwa Lamine Diack –orang Senegal yang kala itu menjabat presiden International Association of Athletics Federations (IAAF)– juga bertindak sebagai perantara kesepakatan tersebut.
Diack saat ini sedang menjalani persidangan di Prancis, setelah ditangkap di sana pada tahun 2015 dengan tuduhan menerima suap untuk tidak menjatuhkan sanksi terhadap kecurangan tim Rusia yang dituduh menggunakan obat penguat atlet.
Menyusul tuduhan suap-menyuap itu baik Nuzman maupun Diack mengundurkan diri dari jabatannya.
Dalam persidangan Cabral juga mengatakan bahwa Luiz Inacio Lula da Silva, presiden Brazil ketika itu yang sekarang sedang menjalani hukuman penjara karena kasus korupsi lain, diberitahu setelah uang tersebut berpindah tangan.
Cabral mengatakan kepada penyidik bahwa uang suap yang diberikannya adalah untuk mendapatkan 9 suara dukungan dari komite yang beranggotakan 95 orang.
Sejumlah nama tersohor lain yang disebut Cabral menerima uang suapnya antara lain Sergey Bubka dan Alexander Popov, masing-maing mantan atlet Ukraina dan Rusia peraih medali emas Olimpiade.
Tidak terima namanya disebut sebagai penerima suap, Popov dan Bubka lewat media sosial membantah tuduhan itu dan mengatakan akan melayangkan gugatan pencemaran nama baik.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Cabral mengungkap keterangan tersebut dalam kesaksian di persidangan atas permintaan tim pembelanya yang baru, ketika dia mengajukan kesepakatan pengakuan bersalah untuk mendapatkan hukuman lebih ringan.
Sebelum persidangan ini, Cabral divonis bersalah melakukan korupsi pasif, pencucian uang dan penggelapan uang, yang berkaitan dengan kasus-kasus kejahatan finansial yang dikenal dengan sebutan Operatioan Carwash. Istrinya, Adriana Ancelmo, juga dijebloskan ke dalam sel setelah dikenai tahanan rumah.*