Hidayatullah.com–Ribuan pekerja Amazon di berbagai negara di dunia melakukan aksi mogok. Para pekerja justru sengaja memilih waktu mogok bertepatan dengan Prime Day, ketika situs belanja online itu memberikan diskon spesial untuk para pelanggan layanan premiumnya.
Dilansir BBC, aksi mogok mulai dilakukan pada hari Senin (15/7/2019) guna memprotes kondisi dan upah kerja yang dinilai tidak layak.
Serikat-serikat pekerja mengatakan bahwa 2.000 pekerja Amazon melakukan mogok di Jerman. Sementara di Amerika Serikat, para pekerja di sebuah fasilitas Amazon merencanakan mogok selama enam jam kerja. Pekerja Amazon di Inggris lebih berani, mereka merencanakan melakukan mogok selama sepekan.
William Stolz, seorang pekerja dengan tugas mengambil barang pesanan di sebuah gudang Amazon di Shakopee di Minnesota, mengatakan kepada BBC bahwa pekerja menginginkan pekerjaan yang “aman, dapat diandalkan” dari Amazon.
Dia mengatakan dirinya harus mengambil satu barang setiap delapan detik, atau 332 perjam, selama 10 jam setiap hari
“Kecepatan kerja yang harus kami lakukan sangat melelahkan secara fisik dan mental, dalam beberapa kasus bahkan mengakibatkan celaka,” kata Stolz.
“Pada dasarnya kami ingin mereka memperlakukan kami secara bermartabat sebagai manusia dan tidak memperlakukan kami seperti mesin,” imbuhnya.
Prime Day dimulai hari Senin (15/7/2019), tetapi sebenarnya berlangsung selama 48 jam atau dua hari. Peritel online berbasis di Seattle, Amerika Serikat, itu mengatakan ada penawaran barang dengan harga menarik setiap lima menit sehingga pelanggan memiliki banyak alasan untuk “belanja lagi, lagi dan lagi.”
Sebagai salah satu perusahaan paling bernilai tinggi di dunia, sehingga menjadikan pendirinya Jeff Bezos sebagai orang terkaya sejagad, Amazon membukukan total penjualan online $235 miliar tahun lalu.
Di Jerman, di mana Amazon mempekerjakan 20.000 orang, serikat pekerja Verdi mengatakan lebih dari 2.000 buruh di tujuh fasilitas menggelar aksi mogok dengan slogan “Jangan lagi ada diskon pada gaji kami”. Baca berita sebelumnya: Pekerja Amazon di Jerman Mogok Menjelang Hari Penjualan Besar.
Di Inggris, orang-orang dari serikat pekerja GMB membagikan selebaran kepada para buruh yang tiba di lokasi kerja di Peterborough di East Midlands, dan di beberapa hari mendatang aksi protes diperkirakan juga digelar di tempat kerja di Swansea dan Rugeley di West Midlands.
Mick Rix, pengurus GMB tingkat nasional, berkata, “Para pekerja Amazon ingin Jeff Bezos mengetahui bahwa mereka manusia dan buka robot. Ini merupakan waktu yang sangat baik untuk duduk dalam meja perundingan bersama GMB dan mendiskusikan bagaimana cara untuk mewujudkan tempat kerja lebih aman dan memberikan pekerja mereka hak bersuara.”
Meskipun GMB tidak menyeru pembeli agar memboikot Amazon, tetapi menurutnya mereka bisa bertindak.
“Kamu hanya ingin orang-orang peduli. Tinggalkan pesan masukan untuk Amazon,” ujarnya.
Sebagai tanggapan, Amazon mengatakan pihaknya memberikan kesempatan luar biasa bagi pekerja dengan upah yang sangat baik.
Amazon mempersilahkan orang membandingkan operasionalnya di Shakopee dengan perusahaan-perusahaan lain di daerah itu.
Di Inggris, di mana Amazon mempekerjakan 29.500 orang, seorang jubir perusahaan mengatakan bahwa majikannya memberikan upah mulai dari £9.50 perjam, termasuk yang tertinggi dibanding perusahaan lain. Dan Amazon menjadi majikan pilihan ribuan orang di berbagai daerah di Inggris.
Di Jerman, Amazon mengatakan pihaknya menawarkan upah lebih tinggi dibanding pekerjaan sejenis di tempat lain. Dan hanya sedikit pekerja yang ambil bagian dalam aksi mogok sehingga tidak sampai menggangu operasional atau merugikan perusahaan dan tidak berdampak pada pengiriman barang ke pelanggan.
Secara keseluruhan, Amazon mempekerjakan 630.000 pekerja, 300.000 di antaranya di Amerika Serikat.*