Hidayatullah.com–Seorang pria dikabarkan membantah Holocaust benar-benar terjadi, ketika dia mengunjungi bekas sebuah kamp konsentrasi di Sachsenhausen dekat Berlin. Pria itu sekarang digugat pidana oleh pihak pengelola situs bersejarah itu.
Pria tersebut dituduh mengeluarkan ujaran kebencian dan menggangu ketenangan orang yang sudah mati ketika mengunjungi monumen itu pada Juli 2018, kata kejaksaan mengkonfirmasi gugatan itu hari Senin (12/8/2019) seperti dikutip DW.
Staf pengelola tempat itu melaporkan pria tersebut dan beberapa orang lainnya, karena dianggap meremehkan arti penting museum itu serta membantah kejahatan-kejahatan yang telah dilakukan Nazi, dengan menyebutnya sebagai manipulasi dan tidak kompeten.
Tersangka, asal negara bagian Baden-Württemberg di sebelah selatan Jerman, merupakan bagian dari rombongan pengunjung yang terdiri dari 17 orang. Mereka adalah konstituen Alice Wiedel, politisi partai rasis Jerman AfD.
Sekelompok pengunjung itu diperintahkan meninggalkan tempat tersebut, yang merupakan salah satu kamp konsentrasi buatan Nazi dari tahun 1936 sampai 1945, setelah sebagian dari mereka mulai menolak fakta genosida pernah dilakukan ileh Nazi. Petugas meminta mereka pergi setelah sebagian pengunjung membantah adanya ruangan-ruangan gas.
Konon, puluhan ribu orang yang ditempatkan di kamp Sachsenhausen meninggal akibat kelaparan, penyakit, kerja paksa, eksperimen medis dan perlakuan buruk. Pada musim gugur 1941, SS membunuh sedikitnya 13.000 tahanan perang Soviet, sebagian di antara mereka adalah Yahudi. Sekitar 6 bulan kemudian, pada musim semi 1942, sebuah unit eksterminasi didirikan di kawasan industri itu. Unit itu terdiri dari sebuab krematorium dan unit penembakan leher. Sebuah kamar gas dibangun tahun 1943.
Sejumlah politisi AfD pernah dituding meremehkan kekejaman yang dilakukan Nazi dan penderitaan para korbannya.
Meragukan dan membantah Holocaust pernah terjadi merupakan tindak pidana di Jerman.*