Hidayatullah.com–Para demonstran pro-demokrasi Hong Kong menyerukan permintaan tolong kepada Presiden Amerika Serikat, sambil berjalan mendekati konsulat jenderal AS di kota itu.
Sebagian pengunjuk rasa membawa spanduk bertuliskan “Presiden Trump, Tolong selamatkan Hong Kong” dan “Make Hong Kong great again”, meminjam slogan kampanye pilpres Trump tahun 2016.
Protes hari Ahad (8/9/2019) itu, yang menggenapkan unjuk rasa selama 14 pekan berturut-turut, digelar meskipun pemerintah Hong Kong sudah memenuhi salah satu tuntutan utama pengunjuk rasa.
Dalam aksinya itu demonstran melambai-lambaikan bendera AS dan meneriakkan permohonan agar AS “membebaskan” Hong Kong dari China.
Mereka meminta AS meloloskan “UU Hak Asasi Manusia dan Demokrasi Hong Kong”, yang diajukan senator-senator Partai Demokrat untuk dipertimbangkan pekan depan. UU itu akan mengharuskan AS menilai seberapa tinggi status otonomi di Hong Kong diimplementasikan setiap tahun. Penilaian itu nantinya akan dijadikan dasar dalam pemberian status khusus perdagangan Hong Kong dengan AS. Singkatnya, jika demokrasi dan otonomi diterapkan dengan baik maka hubungan dagang Hong Kong dengan AS akan dipermudah. UU itu juga akan memberikan mandat untuk mengungkap siapa saja pejabat China yang dijatuhi sanksi AS, apabila mereka dianggap menghalangi demokrasi dan kebebasan di Hong Kong.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Dalam aksinya demonstran juga menyanyikan lagu kebangsaan AS “The Star-Spangled Banner” serta teriakan baru “lima tuntutan, bukan dikurangi satu”, menegaskan bahwa ada lima tuntutan yang mereka ajukan kepada pemerintah Hong Kong dan bukan hanya satu, yaitu pencabutan sepenuhnya RUU ekstradisi ke China Daratan yang sudah dikabulkan pemerintah, lansir BBC.*