Hidayatullah.com—Dua anggota perwakilan tetap Kuba di Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York diperintahkan untuk meninggalkan Amerika Serikat hari Kamis (19/9/2019),karena melakukan aktivitas-aktivitas yang membahayakan AS. Demikian menurut keterangan Departemen Luar Negeri AS.
Jubir Deplu AS Morgan Ortagus mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kedua diplomat Kuba itu “menyalahgunakan hak istimewa residensi mereka” dan berusaha melakukan “operasi” melawan Amerika Serikat.
Pernyataan itu tidak menyebutkan operasi seperti apa yang dimaksud dan identitas kedua diplomat Kuba yang diusir itu juga tidak diungkap, lansir DW.
Ortagus mengatakan tidak ada anggota misi diplomatik Kuba yang diizinkan pergi ke luar dari Manhattan, wilayah distrik di New York di mana markas besar PBB berada.
“Kami akan melanjutkan penyelidikan apakah ada personel lain yang kemungkinan juga memanipulasi hak istimewa residensi mereka,” kata jubir wanita itu.
Menyusul pengumuman itu, Menteri Luar Negeri Kuba Bruno Rodriguez mengatakan lewat Twitter bahwa negaranya menolak keras pengusiran tersebut, serta pengetatan pembatasan pergerakan para diplomat dan keluarganya.
Langkah AS itu dilakukan menjelang Sidang Umum PBB ke-47 di New York. Sesi perdebatan tingkat tinggi dijadwalkan dimulai hari Selasa (24/9/2019).
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Kuba dan Amerika Serikat memiliki sejarah panjang aksi saling usir diplomat. Hubungan AS dan Kuba yang sempat membaik semasa Presiden Barack Obama berubah getir sejak Donald Trump menduduki kursi kepresidenan AS pada Januari 2017.
Pada bulan September 2017, AS memanggil pulang sebagian besar diplomatnya dari Kuba dan Trump mengusir 15 diplomat Kuba dari AS di bulan berikutnya.*