Hidayatullah.com–Polisi di Prancis menggelar “pawai kemarahan” di Paris, memprotes kondisi yang mendorong 52 orang rekan mereka bunuh diri sejak Januari 2019.
Dilansir RFI Rabu (2/10/2019), ribuan anggota kepolisian berkumpul di Place de la Bastille di awal pawai guna menyuarakan kegalauan mereka.
Di tengah reformasi reformasi pensiun yang membayang di depan mata, petugas kepolisan takut akan perubahan pada paket pensiun yang ada sekarang ini yang memperhitungkan bahaya yang mereka hadapi semasa bertugas.
Namun, sebenarnya bukan soal pensiun semata yang mereka khawatirkan.
Salah satu ketua serikat kerja kepolisan memaparkan beban yang anggotanya hadapi sehari-hari dalam tugas.
Polisi mengatakan bajwa mereka mengalami tekanan berat menyusul 4 tahun berturut-turut menghadapi serangan teroris dan demonstrasi brutal. Sementara pada saat yang sama mereka harus memastikan keamanan acara-acara besar internasional dan kriminalitas yang terus meningkat.
Belakangan, mereka harus berhadap-hadapan langsung dengan rakyat yang menggelar unjuk rasa rutin “Rompi Kuning”, yang mana ada elemen demonstran memang berniat melakukan kerusuhan.
Seorang pengunjuk rasa yang menyebut namanya David bercerita soal rekan-rekannya yang “putus asa”, mengatakan bajwa jumlah angka bunuh diri itu mencerminkan masalah dalam masyarakat dan bahwa “pemerintah diam tidak bertindak.”
Seorang demonstran lain ingin respek lebih terhadap profesi polisi dari “masyarakat, penguasa termasuk politisi.” Politisi kiri-jauh Jean-Luc Mélenchon belum lama ini mendapat kecaman luas setelah terdengar menyebut polisi sebagai “barbar” orang tak beradab.
Anggota kepolisian yang turub ke jalan itu juga memgeluhkan anggaran minim, bangunan kantor kepolisian yang menua, kondisi tempat kerja yang memprihatinkan serta kurangnya kendaraan operasional.
Sebagian anggota melaporkan kesulitan kehidupan dalam keluarga setelah bekerja enam kali akhir pekan berturut-turut, karenanya Menteri Dalam Negeri Christophe Castaner berjanji akan mengambil tindakan untuk melunasi pembayaran 23 juta jam kerja yang saat ini masih tertunda yang angkanya mencapai 250 juta euro.
Hari Rabu kepada stasiun televisi Prancis Castaner mengatakan bahwa anggaran untuk kepolisian sudah dinaikkan lebih dari 1 miliar euro sejak Emmanuel Macron menjabat presiden.*