Hidayatullah.com–Presiden Liberia George Weah mengutarakan keengganannya untuk mendirikan pengadilan kejahatan perang di negaranya, meskipun banyak seruan pembentukannya guna mengadili mereka yang terlibat dalam perang sipil yang menewaskan tidak kurang 250.000 orang.
Dilansir BBC, berbicara setelah kedatangannya dari pertemuan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa Selasa malam (2/10/2019), Weah berkata, “Saya tidak paham apa yang kalian semua inginkan. Sejak kami menduduki kekuasaan, tak pernah sehari pun tidak diminta untuk mendirikan pengadilan kejahatan perang.”
Diiringi tepukan tangan meriah dari para pendukung yang mengelilinginya, bekas bintang sepakbola itu bertanya, “Kenapa sekarang? Ketika kami menghadapi banyak masalah ekonomi, kami sedang berusaha membangun negara kami, kenapa fokus pada pengadilan kejahatan perang sekarang?”
Tanggapan Weah itu mengecewakan kelompok-kelompok peduli HAM, yang berharap dia –sebagai seseorang yang tidak terlibat perang sipil–akan memperjuangkan pembentukan pengadilan itu demi memberikan keadilan kepada para korban perang.
Ribuan orang dimutilasi dan diperkosa selama konflik antara kelompok-kelompok pemberontak dengan pasukan pemerintah.
Weah merupakan presiden kedua yang dipilih rakyat sejak perang saudara di Liberia berakhir. Dia menjabat sejak Januari 2018 setelah mengalahkan capres.dari oposisi Joseph Boakai.
Sebelum berkarir di politik Weah merumput di klub-klub bola profesional di Eropa Paris St-Germain (PSG) dan AC Milan, sebelum mengakhiri karirnya di Inggris bersama Chelsea dan Manchester City.
George Weah merupakan satu-satunya pesepakbola Afrika yang pernah memenangkan sekaligus Fifa World Player of the Year dan the Ballon D’Or.*