Hidayatullah.com–Perang untuk mengurangi sampah plastik di Eropa menjadi seperempat miliar dolar lebih mahal setiap tahun sebab biaya daur ulangnya meningkat.
Beberapa bulan terakhir, harga bijih plastik daur ulang, yang digunakan untuk membuat bermacam barang mulai dari botol sampai glitter, justru lebih mahal dari plastik ‘perawan’ untuk pertama kalinya.
Selama bertahun-tahun biaya membuat barang dari plastik daur ulang lebih murah dibanding plastik ‘perawan’ yang dibuat menggunakan bahan bakar fosil (minyak).
Akan tetapi, menurut para pakar sekarang bagi pabrikan besar lebih murah memproduksi barang dari plastik ‘perawan’ daripada plastik daur ulang.
Laporan dari spesialis pasar komoditi S&P Global Platts menyebutkan bahwa sekarang harga bijih plastik daur ulang lebih mahal $72 perton dibanding bijih plastik baru, lansir The Guardian Ahad (13/10/2019).
Menurut para analis tren itu didorong antara lain oleh peningkatan permintaan agar plastik daur dipakai dalam pembuatan barang baru. Sementara harga bijih plastik ‘perawan’ semakin murah karena banjirnya pasokan produk petrokimia dari AS yang didorong oleh melimpahnya pasokan minyak serpih (shale oil).
Mereka memperingatkan hal tersebut dapat membuat pabrikan pengolah plastik daur ulang terbebani biaya produksi hingga $250 juta setahun. Sementara sulit bagi pabrikan besar untuk mengganti mesin-mesin produksinya untuk kembali membuat barang dari plastik perawan, pabrikan kecil mungkin akan menolak membuat barang dari plastik daur ulang guna menekan ongkos produksinya.
Itu artinya, bijih plastik baru justru akan lebih banyak digunakan untuk membuat barang dibanding bijih plastik daur ulang, sehingga upaya menanggulangi sampah plastik akan gagal.*