Hidayatullah.com–Ratusan ribu warga Korea Selatan menuntut penutupan paksa Shincheonji Church of Jesus, Temple of the Tabernacle of the Testimony, sebuah sekte keagamaan Kristen yang merupakan pusat penyebaran coronavirus di negeri ginseng itu.
Lebih dari 552.000 orang meneken petisi online sejak hari Sabtu (22/2/2020), ketika pertama kali dimasukkan ke website kantor kepresidenan Cheong Wa Dae. Petisi apapun yang mendulang lebih dari 200.000 tanda tangan harus mendapat tanggapan resmi dari Cheong Wa Dae, lapor The Korea Herald Senin (24/2/2020).
Kelompok itu, yang mengklaim memiliki lebih dari 240.000 pengikut, menjadi pusat perhatian setelah mayoritas kasus infeksi coronavirus di Korsel berkaitan dengan anggota sekte itu yang ada di kota Daegu.
Per Senin 24 Februari, sebanyak 456 orang anggota sekte dites positif coronavirus. Angka itu mencakup 59,8% dari 763 kasus Covid-19 di Korsel. Petang harinya, angka bertambah menjadi 833 kasus.
Kemarahan publik meningkat setelah pihak berwenang mengatakan mereka kesulitan untuk menghubungi anggota-anggota Shincheonji di Daegu.
Shincheonji adalah kelompok keagamaan Kristen di Korea Selatan yang mengklaim pendirinya, Lee Man-hee telah mengenakan mantel Yesus dan dia akan membawa ke surga 144.000 pengikutnya di hari akhir kelak.
Orang yang memasukkan petisi itu mengkritik sekte Shincheonji melanggar hak rakyat dan kebebasan dengan cara-cara culasnya dalam menyebarkan ajarannya.
“Krisis infeksi yang terjadi di Daegu dan Provinsi Gyeongsang Utara, yang berasal dari cabang gerejanya di Daegu … disebabkan oleh dogma keagamaannya yang tidak bermoral dan sikapnya yang tidak kooperatif,” tulis pengaju petisi di situs Cheong Wa Dae.
Mengutip berbagai laporan media, pengaju petisi mengklaim bahwa gereja itu memerintahkan pengikutnya agar mengacaukan penyelidikan yang dilakukan petugas, mengacaukan upaya karantina oleh pemerintah kota dan pihak berwenang.
Menanggapi petisi itu, Cheong Wa Dae mengatakan bahwa Kementerian Kehakiman dan lainnya sedang mengkaji situasinya dengan seksama, dan mereka harus mencari tahu apakah kelompok tersebut melanggar peraturan soal pencegahan dan manajemen penyakit menular, lapor koran Herald Business hari Senin.
Hari Ahad (23/2/2020), Kim Si-mon jubir Shincheonji mengatakan bahwa 1.100 gerejanya dan bangunan yang berkaitan dengannya di seluruh Korsel telah diperintahkan untuk ditutup dan 245.000 anggotanya diperintahkan tidak melakukan aktivitas di luar.
Shincheonji merilis semua lokasi gereja dan alamatnya di websitenya. Namun, pihak berwenang di Daegu dan Gyeonggi mengatakan daftar yang dirilis sekte itu tidak cocok atau berbeda dengan catatan mereka, sehingga perlu dilakukan pengusutan lebih lanjut.*