Hidayatullah.com—Badan Kontraintelijen Militer Jerman (MAD) mengklasifikasikan 14 personel Bundeswehr sebagai ekstrimis sayap kanan pada tahun 2019, lapor media Jerman hari Selasa (3/3/2020).
Temuan itu dipaparkan dalam laporan MAD yang pertama kali pernah dibuat tentang isu tersebut.
Dokumen tersebut, yang diserahkan ke parlemen dan dilihat oleh kantor berita Jerman DPA dan majalah Der Spiegel, menyebutkan daftar delapan individu anggota militer Jerman yang diketahui merupakan ekstrimis sayap kanan.
Empat nama yang disebutkan sebagai ekstrimis Islam, dan dua lainnya disebut sebagai anggota gerakan yang tidak mengakui Jerman sebagai negara dan juga tidak mengakui hukum yang berlaku. Selebihnya 38 orang dilaporkan tidak terlalu mengindahkan konstitusi negara Jerman.
Serangkaian kasus ekstrimisme di lingkungan militer Jerman dan kesatuan keamanan lain terungkap ke publik beberapa tahun terakhir, sementara pemerintah berjibaku mengatasi ancaman-ancaman kelompok ekstrimis sayap kanan dan kekerasan di negara itu.
Salah satu kasus yang paling menonjol melibatkan seorang prajurit Bundeswehr bernama Franco A. Pada tahun 2017 dia ditangkap dan dituduh menjalani kehidupan ganda, berpura-pura menjadi seorang pengungsi Suriah agar dapat melakukan serangan dengan harapan pihak berwenang akan mengiranya sebagai perbuatan kelompok Islam.
Laporan MAD itu mengatakan bahwa kasus-kasus dengan tersangka ekstrimis di lingkungan militer Jerman jumlahnya meningkat signifikan di tahun 2019. Namun, MAD tidak menyebutkan jumlah kasus tahun sebelumnya sebagai perbandingan.
MAD juga mengatakan bahwa pihaknya sudah menerapkan metode kerja baru untuk menarget ekstrimisme.
Awal tahun ini, MAD mengatakan lebih dari 500 tentara Jerman diperiksa dengan sangkaan memiliki pandangan ekstrimis, dengan 360 kasus prajurit terduga ekstrimis sayap kanan tercatat pada tahun 2019.*