Hidayatullah.com—Jenderal Khalifa Haftar, yang pasukannya memerangi pemerintah Libya di ibu kota Tripoli dukungan Perserikatan Bangsa-Bangsa, mengklaim telah menerima “mandat rakyat” untuk memerintah negara itu. Hal tersebut dikatakan jenderal itu dalam pidato yang disiarkan televisi hari Senin (27/4/2020) seperti dilansir BBC.
Namun, dia tidak memaparkan akan seperti apa struktur pemerintahannya, lapor kantor berita Reuters.
“Kami mengumumkan bahwa pusat komando menjawab keinginan rakyat, meskipun beban itu berat dan banyak kewajibannya dan besar tanggung jawabnya, dan kami akan menuruti harapan rakyat,” kata Jenderal Haftar.
Menurut kantor berita AFP, dia berjanji akan mempersiapkan kondisi yang diperlukan untuk membina struktur permanen dari sebuah pemerintahan sipil.
Sejak aksi unjuk rasa besar tahun 2011 yang berujung pada akhir kekuasaan Muammar Khadafi, Libya yang semula negeri paling makmur di Benua Afrika berubah menjadi negara kacau-balau tanpa pemerintahan yang benar-benar mendapat legitimasi rakyat disebabkan kelompok-kelompok suku dan ideologi yang saling berebut kekuasaan dengan kekuatan senjata.
Pasukan pendukung Jenderal Haftar sudah lebih dari setahun berusaha menguasai ibu kota Tripoli.*