Hidayatullah.com—Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau akhirnya mengesahkan larangan senjata api jenis serbu, yang sejak lama dijanjikan, setelah terjadi pembantaian massal dengan senjata api bulan April kemarin di Nova Scotia yang menewaskan 22 orang dikarenakan seorang pria marah kepada pacarnya.
Peraturan baru itu akan mengharamkan penjualan, pengiriman, impor, atau penggunaan 1.500 macam senjata api serbu.
Larangan itu berlaku efektif segera dan akan diberikan dua tahun periode amnesti bagi pemilik senjata api untuk menyesuaikan diri dengan peraturan baru tersebut.
Trudeau juga mengatakan dia akan memberlakukan legislasi, yang masih belum diloloskan, program pembelian kembali senjata api milik warga.
Tidak seperti di Amerika Serikat, kepemilikan senjata tidak dijamin dalam konstitusi Kanada. Meskipun demikian, kepemilikan senjata masih populer terutama di kalangan masyarakat di pedesaan Kanada.
“Senjata-senjata jenis ini dirancang untuk satu tujuan dan hanya untuk satu tujuan saja, yaitu membunuh orang sebanyak mungkin dalam waktu sesingkat, mungkin” kata Trudeau dalam konferensi pers hari Jumat (1/5/2020) seperti dikutip BBC.
“Anda tidak membutuhkan senjata AR-15 untuk melumpuhkan seekor rusa,” ujarnya.
Trudeau mengkampanyekan larangan itu menjelang pemilu November tahun lalu, dan dia ketika itu mengatakan berencana memberlakukan larangan tersebut pada bulan Maret, tetapi tertunda dikarenakan adanya wabah coronavirus.
Seruan untuk melarang senjata api serbu menguat setelah peristiwa penembakan tahun 2017 di sebuah masjid di Quebec, tahun 2018 di kawasan komersial di Toronto dan baru-baru ini di Nova Scotia yang merupakan penembakan paling berdarah dalam sejarah Kanada.*