Hidayatullah.com—Wuhan, episentrum wabah coronavirus jenis baru di China yang menyebabkan Covid-19, hari Senin (11/5/2020) melaporkan klaster pertama infeksi baru sejak lockdown dicabut satu bulan lalu.
Dalam laporan itu Wuhan mengkonfirmasi 5 kasus infeksi baru, yang semuanya tinggal dalam satu rumah yang sama. Salah satu dari mereka adalah istri dari seorang pasien laki-laki berusia 89 tahun yang sehari sebelumnya dilaporkan positif Covid-19.
Semua kasus terbaru ini sebelumnya diidentifikasi sebagai orang tanpa gejala (asymptomatic), yaitu orang yang dites positif Covid-19 dan dapat menularkannya ke orang lain tetapi mereka tidak menunjukkan gejala penyakit misalnya demam.
Berapa banyak jumlah kasus asymptomatic ini di China tidak diketahui, pasalnya mereka baru terdeteksi radar petugas kesehatan setelah diketahui positif dari tes yang dilakukan sebagai upaya pelacakan jejak penularan dan pemeriksaan kesehatan, lapor Reuters.
China tidak memasukkan kasus asymptomatic ini dalam perhitungan keseluruhan infeksi Covid-19 sampai mereka benar-benar menunjukkan gejala infeksi. Sejauh ini jumlah kasus infeksi terkonfirmasi di China mencapai 82.918 dengan angka kematian 4.633.
Menurut otoritas kesehatan Wuhan, di kota itu terdapat ratusan kasus asymptomatic yang sedang dalam pemantauan.
Sementara itu di Provinsi Jilin, bagian timur laut China, hari Sabtu melaporkan satu klaster infeksi di salah satu kotanya yaitu Shulan, di mana terdapat tiga kasus infeksi baru.
Shulan saat ini menjadi satu-satunya yang diberi predikat “daerah berisiko tinggi” Covid-19 di China.
Shulan memberlakukan lockdown atas wilayahnya yang berpopulasi 600.000 jiwa sejak akhir pekan kemarin. Hanya satu anggota dari setiap keluarga yang diperbolehkan keluar rumah untuk membeli barang kebutuhan harian selama lockdown diberlakukan.
Dua provinsi tetangga, Liaoning dan Heilongjiang, masing-masing melaporkan satu kasus infeksi baru, sehingga menimbulkan kekhawatiran akan meluasnya wabah coronavirus di kawasan itu.
Seorang pasien berusia 70 tahun di Harbin, ibu kota Heilongjiang, dites negatif tujuh kali sebelum akhirnya dia dinyatakan positif pada tes terakhir.
Dari kasus-kasus baru yang muncul di daerah Mongolia Dalam, di bagian utara China, tujuh di antaranya merupakan kasus impor yang melibatkan pelancong dari luar negeri.*