Hidayatullah.com—Ribuan orang turun ke jalan di kota-kota besar dan kecil di seluruh penjuru Sudan, menuntut reformasi politik yang lebih luas.
Kelompok-kelompok masyarakat sipil mengatakan protes itu digelar untuk memastikan bahwa tujuan-tujuan dari revolusi tahun lalu, yang menggulingkan kekuasaan Presiden Omar al-Bashir, tercapai.
Pasukan keamanan dikerahkan di ibu kota Khartoum dan kota-kota kecil di sekitarnya, serta di jalan-jalan utama menuju markas militer.
Kerumunan orang tampak bernyanyi dan berteriak-teriak, membunyikan keras-keras klakson mobil serta mengusung berbagai tulisan.
Pemandangan seperti itu tampak dalam aksi-aksi unjuk rasa selama berbulan-bulan yang akhirnya menyudahi pemerintahan Omar al-Bashir dan membuka jalan pembentukan pemerintahan bersama antara sipil dan militer.
Namun, belakangan muncul kekhawatiran reformasi politik dan pemerintahan sipil –yang menjadi salah satu tuntutan rakyat usai didepaknya Bashir yang merupakan bekas seorang tentara dari kekuasaan—tidak akan terwujud.
Dalam demonstrasi yang digelar hari Selasa (30/6/2020) itu rakyat menuntut agar korupsi diberantas, menuntut keadilan bagi orang-orang yang terbunuh semasa pemerintahan Bashir dan sesudahnya, serta menuntut agar parlemen yang dijanjikan segera dibentuk.
Pada malam harinya perdana menteri Sudan yang berasal dari kalangan sipil Abdalla Hamdok berpidato yang ditujukan kepada rakyat dan menjanjikan bahwa reformasi-reformasi kunci akan diumumkan dalam beberapa hari mendatang, lansir BBC.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Dia dan para pemangku kekuasaan saat ini di Sudan mendapat tekanan untuk segera mewujudkan janji-janjinya, terutama karena rakyat masih terus hidup kesusahan akibat meroketnya harga bahan pangan dan bahan bakar, dan sekarang ditambah dengan masalah pandemi coronavirus yang membekukan aktivitas perekonomian.*