Hidayatullah.com–Gerakan Islam di Palestina 1948, Syeikh Raid Shalah menyatakan bahwa dia bersama segenap kaum Muslimin Al-Quds akan terus mempertahankan Masjid Al-Aqsha. Apapun yang terjadi.
Karena menurutnya menurutnya, menjaga Masjid Al Aqsha adalah tugas suci. Satu bentuk Ibadah layaknya ibadah Shalat, Zakat, Puasa, dan Haji.
“Maka sejak Israel menyatakan permusuhan terhadap Murabithin (Kaum Muslimin yang menjaga masjid Al Aqsha-red), itu berarti mereka menyatakan perang terhadap Ibadah di dalam Islam!” Katanya melalui Video Call pada Mukatamar bertajuk, ‘Katakan Tidak Atas Pembagian Waktu dan Tempat Masjid Al-Aqsha,” di Doha, Qatar, belum lama ini.
“Kami akan terus berjaga. Karena Ribath hakekatnya adalah ibadah. Seperti shalat, zakat, puasa, dan haji,” tambahnya.
Berjuang Bagaimanapun Kondisinya
Masih pada kesempatan yang sama, kata beliau, hari-hari ini Penjajah sedang gencar-gencarnya menyerang kaum Muslimin di Al-Quds. Puluhan Muslimin dan Muslimah tewas. Ratusan lainnya dipenjara. Yahudi memblokade pasokan makanan. Merampok rumah dan kebun. Bahkan memaksa kaum Muslimin untuk menjauh dari Masjid Al-Aqsha. Meninggalkan Al Quds yang diberkahi.
“Hei, Penjajah! Sekalipun kalian penjarakan seluruh Murabithin dan Murabithat, maka anak-anak mereka akan melanjutkan perlawanan. Begitu seterusnya hingga Allah tumpas penjajahan dari bumi Al-Quds yang diberkahi!” Katanya dengan tangan mengacung dan suara meninggi.
“Kami sambut panggilan mu duhai Al-Aqsha!” Pungkasnya.*
“Kami akan terus berjaga. Karena ribath hakekatnya adalah ibadah. Seperti Shalat, zakat, puasa, dan Haji,” tambahnya.*/M Rizqy U