Hidayatullah.com—Kejaksaan di Meksiko memulai investigasi kasus korupsi terhadap mantan presiden Enrique Pena Nieto.
Penyelidikan dilakukan setelah Emilio Lozoya, bekas pemimpin perusahaan energi milik negara, menuding Pena Nieto menerima uang sogokan jutaan dolar dan menyuap sejumlah anggota parlemen.
Lozoya diekstradisi dari Spanyol bulan lalu dan dihadapkan di pengadilan sebagai terdakwa dalam kasus korupsi yang berkaitan dengan perusahaan raksasa konstruksi Brazil Odebrecht.
Pena Nieto yang menjabat presiden Meksiko pada tahun 2012-2018 sejauh ini belum memberikan komentar, lapor BBC Rabu (12/8/2020).
Tahun lalu, seorang saksi yang dihadirkan dalam persidangan bos kartel narkoba Meksiko Joaquin “El Chapo” Guzman di Amerika Serikat mengatakan Pena Nieto menerima suap dari mobster itu sebesar $100 juta.
Bekas presiden tersebut juga tidak memberikan komentar terhadap tuduhan tersebut, tetapi sebelumnya dia membantah berbagai tuduhan korupsi yang diarahkan kepadanya.
Lozoya merupakan bekas orang penting dalam kampanye pilpres Pena Nieto 2012, dan bos perusahaan minyak milik negara Pemex dari tahun 2012 sampai 2016.
Lozoya mengatakan bahwa Pena Nieto dan bekas menteri keuangan Luis Videgaray memerintahkan dirinya menyalurkan lebih dari $4 juta uang suap dari Odebrecht ke kas kampanye pilpres Pena Nieto tahun 2012.
Dalam tuduhan kedua, Lozoya mengatakan bahwa begitu meraih jabatannya Pena Nieto dan Videgaray menggunakan uang dalam jumlah yang sama untuk menyogok para anggota parlemen guna memastikan diloloskannya RUU reformasi energi yang dianggap krusial.
Lozoya mengatakan dia bisa menghadirkan empat saksi berikut video dan dokumen lain untuk mendukung tuduhannya.
Lozoya merupakan salah satu tokoh paling berpengaruh di Meksiko ketika dia menjabat penasihat presiden.
Baik Pena Nieto maupun Videgaray belum berkomentar tentang tuduhan yang ditujukan kepada mereka itu. Keduanya juga belum resmi ditetapkan sebagai tersangka kasus apapun.
Namun demikian, bagi Jaksa Agung Meksiko Alejandro Gertz kesaksian yang ada cukup menjadi alasan untuk memulai investigasi terhadap masalah tersebut.
Di masa lalu, tidak ada bekas presiden Meksiko yang dimasukkan penjara meskipun pemerintahan yang silih berganti kerap dituding banyak melakukan korupsi.
Presiden petahana Andres Manuel Lopez Obrador sebelumnya pernah mengatakan bahwa tidak tidak bermaksud melayangkan gugatan apapun terhadap para pendahulunya, tetapi akan menangguhkan keputusan apapun yang akan diambil pihak kejaksaan agung.*