Hidayatullah.com—Negara Sudan dan Sudan Selatan, pada hari Selasa (23/4/2013) sepakat untuk membuka sepuluh penyeberangan perbatasan wilayah kedua negara, guna mempromosikan wisata dan perdagangan pasca pemulihan hubungan antar kedua negara.
Dalam sebuah pebicaraan baru yang disponsori oleh Uni Afrika di Ethiopia, kedua negara Sudan yang dulu satu negara ini mengatakan bahwa mereka akan membuka sepuluh penyeberangan perbatasan kedua negara, di antaranya penyeberangan jalan raya, rel kereta api, maupun Sungai Nil. Delapan di antaranya akan segera dibuka secepatnya.
Salah satu penyeberangan yang menghubungkan wilayah Heglig, daerah ladang minyak Sudan, juga akan dibuka. Wilayah ini merupakan kawasan penting bagi perekonomian Sudan, yang sebelumnya dikuasai Sudan Selatan selama pertempuran saudara di perbatasan.
Kedua negara Sudan ini sebelumnya telah menutup perbatasan setelah pemisahan Sudan Selatan pada tahun 2011 yang menyebabkan kerusakan pada sektor perdagangan di kedua belah pihak.
Dan hampir setahun setelah pemisahan, wilayah perbatasan kedua negara berubah menjadi arena pertempuran dalam skala penuh, karena konflik perebutan ladang minyak, garis perbatasan dan isu-isu lainnya.
Kedua negara sudah sepakat pada bulan lalu untuk melanjutkan aliran lintas batas minyak dan meredakan ketegangan setelah dimediasi oleh Uni Afrika. Demikian dilansir Aljazeera (24/3/2013).*