Hidayatullah.com—Pemerintah Afghanistan sudah memulai pembebasan 400 tahanan Taliban, membuka jalan bagi perundingan damai yang sejak lama dinantikan.
Delapan puluh tahanan dibebaskan hari Kamis (13/8/2020) kata para pejabat, sebagian merupakan pelaku serangan terhadap pasukan pemerintah Afghanistan dan asing.
Pembebasan tahanan itu merupakan salah satu syarat yang diminta Taliban untuk duduk dalam perundingan guna mengakhiri 19 tahun konflik bersenjata di negara itu.
Perundingan diharapkan akan dimulai di Qatar beberapa hari setelah pembebasan ratusan tahanan itu tuntas.
Akhir pekan lalu, majelis yang terdiri dari para tetua suku-suku di Afghanistan menyetujui pembebasan 400 tahanan Taliban yang dituduh melakukan kejahatan “besar” setelah sebelumnya pihak berwenang menolak untuk membebaskan para militan itu.
Tahanan yang akan dibebaskan termasuk 44 orang yang sangat dikhawatirkan Amerika Serikat dan negara-negara lain karena peran mereka dalam serangan-serangan besar, lansir BBC Jumat (14/8/2020)
AFP melaporkan, hari Kamis Presiden Afghanistan Ashraf Ghani memperingatkan bahwa pembebasan mereka dapat “membahayakan” dunia.
Taliban digulingkan dari pemerintahan Afghanistan pada tahun 2001 oleh invasi pasukan Amerika Serikat, yang didukung oleh pasukan NATO, dengan dalih mengejar para teroris di balik serangan 11 September 2001 yang meruntuhkan gedung World Trade Center di New York City.
Lelah peperangan itu tidak kunjung berakhir dan justru menguras banyak uang negara, Amerika Serikat mengumumkan pengurangan jumlah pasukannya yang ditugaskan di Afghanistan. Pengurangan pasukan AS sudah dimulai sejak Barack Obama menduduki jabatan presiden.
Mengikuti jejak pendahulunya, Presiden Donald Trump mengumumkan pengurangan pasukan AS menjadi kurang dari 5.000 personel pada November tahun ini.*