Hidayatullah.com–Pandemi Covid-19 akan menjadikan kesenjangan kemiskinan antara kaum pria dan wanita semakin lebar tahun depan, dan memundurkan usaha yang telah diupayakan beberapa dekde terakhir, kata Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Di seluruh dunia akan ada lebih banyak wanita dibanding pria yang menjadi miskin akibat krisis ekonomi dan pemutusan hubungan kerja besar-besaran yang dipicu oleh pandemi coronavirus. Menurut perkiraan PBB, yang paling terdampak adalah pekerja informal, kawasan Sub-Sahara Afrika dan Amerika Latin, lansir The Guardian Rabu (2/9/2020).
“Kenaikan kemiskinan ekstrem di kalangan wanita … merupakan bukti nyata ketidakberesan cara kita membina masyarakat dan perekonomian kita,” kata Phumzile Mlambo-Ngcuka, kepala UN Women.
Selama pandemi ini laju kehilangan pekerjaan wanita lebih cepat dibandingkan pria, sebab mereka kebanyakan bekerja di bidang yang paling terdampak kebijakan lockdown seperti sektor ritel, restoran dan hotel.
Kaum wanita juga cenderung bekerja di sektor informal, seperti sebagai pembantu rumah tangga dan petugas kebersihan, yang seringkali tanpa mendapatkan fasilitas jaminan kesehatan, tunjangan pengangguran atau perlindungan lain.
Menurut International Labour Organisation (ILO), organisasi buruh di bawah naungan PBB, sekitar 70% pekerja rumah tangga di seluruh dunia kehilangan pekerjaannya akibat wabah Covid-19 sampai Juni tahun ini.
“Kita mengetahui bahwa wanita yang paling bertanggung jawab mengurus keluarganya, (tetapi) mereka mendapat upah lebih sedikit, menabung lebih sedikit dan memiliki pekerjaan yang kurang terjamin,” kata Mlambo-Ngcuka.
Secara umum, pandemi akan mendorong 96 juta orang ke dalam kemiskinan ekstrem tahun depan. Hampir setengah dari mereka berjenis kelamin perempuan, menurut perkiraan PBB.*