Hidayatullah.com—Sebanyak 29 anggota kepolisian di Jerman diberhentikan sementara dari tugasnya, karena membagikan gambar Adolf Hitler dan para pengungsi yang dimasukkan ke dalam bilik-bilik gas oleh tentara Nazi dengan menggunakan ponsel mereka.
Dilansir BBC Kamis (17/9/2020), para personel kepolisian itu juga menggunakan ruang obrolan kelompok kanan-jauh di mana swastika dan simbol-simbol Nazi lainnya dibagikan, kata pejabat kepolisian di wilayah negara bagian Nordrhein-Westfalen (NRW).
Mendagri NRW Herbert Reul mengatakan hal tersebut mencoreng wibawa Kepolisian NRW.
Kasus ini menyusul sejumlah kasus ekstrimisme kanan-jauh lain di kalangan personel keamanan Jerman.
Lebih dari 200 petugas kepolisian dikerahkan dalam penggeledahan yang dilakukan di 34 kantor kepolisian dan rumah pribadi berkaitan dengan 11 tersangka utama. Pejabat berwenang mengatakan ada lebih dari 100 gambar berkaitan neo-Nazi yang disebarluaskan di grup WhatsApp.
Sebagian tersangka dijerat dengan tuduhan menyebarkan propaganda Nazi dan ujaran kebencian. Lainnya dituduh tidak melaporkan tindakan pelanggaran yang dilakukan koleganya.
“Saya muak dan malu,” Frank Richter, kepala kepolisian di kota Essen di mana sebagian besar tersangka berada. “Sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata,” imbuhnya.
Reul mengatakan sekarang sedang dilakukan penyelidikan ekstrimisme di kalangan kepolisian negara bagian NRW.
“Ekstrimis sayap kanan dan neo-Nazi sama sekali tidak memiliki tempat di Kepolisian Nordrhein-Westfalen, kepolisian kami,” tegasnya.
Kasus ekstrimisme di kalangan aparat keamanan Jerman sudah berkali-kali terjadi.
Pada bulan Juli, pihak kejaksaan mengatakan menangkap seorang bekas anggota kepolisian dan istrinya yang diduga mengirimkan surel ancaman kepada tokoh-tokoh masyarakat yang memiliki latar belakang migran, termasuk beberapa anggota parlemen keturunan Turki.
Surat elektronik yang mereka kirimkan diberi tanda tangan “NSU 2.0”, merujuk pada geng neo-Nazi “National Socialist Underground” yang melakukan pembunuhan-pembunuhan bermotif rasial antara tahun 2000 dan 2007.
Kasus itu mengakibatkan pengunduran diri kepala kepolisian negara bagian Hesse, Udo Münch, setelah terungkap bahwa komputer-komputer polisi digunakan untuk menggali informasi tentang politisi-politisi sayap kiri yang kemudian menerima surel-surel ancaman tersebut.
Pada bulan Juni, Menteri Pertahanan Jerman memerintahkan pembubaran parsial pasukan komando KSK setelah muncul protes tentang ekstrimisme sayap kanan yang merebak di kalangan personelnya.*