Hidayatullah.com—Departemen Perdagangan Amerika Serikat hari Jumat (18/9/2020) mengatakan bahwa pihaknya mulai hari Ahad (20/9/2020) melarang aplikasi asal China TikTok dan WeChat di app store di negaranya.
Departemen Perdagangan AS juga mengatakan pihaknya melarang kedua aplikasi itu mengakses layanan internet esensial di Amerika Serikat, lapor Associated Press.
Langkah tersebut berarti akan mengganggu operasi kedua aplikasi tersebut
TikTok masih belum merasakan sanksi paling drastis sampai setelah pemilihan presiden AS 3 November, tetapi penggun WeChat kemungkinan sudah akan merasakan dampak kebijakan mulai besok.
Presiden AS Donald Trump berulang kali menekan pemilik TikTok untuk menjual bisnis mereka di negaranya kepada pengusaha Amerika, dengan alasan keamanan nasional dan kekhawatiran akan penyelewengan data pribadi penggunanya.
Seperti kebanyakan aplikasi media sosial, TikTok mengumpulkan data privasi penggunanya dan mengendalikan apa-apa yang mereka unggah. Aplikasi itu mengumpulkan data tentang lokasi pengguna, pesan yang dikirimkan dan melacak apa saja yang mereka akses guna menentukan target iklan.
TikTok mengatakan tidak menyimpan data pengguna AS di China dan pihaknya tidak akan memberikan data tersebut kepada pemerintah China, serta tidak menyensor konten yang diunggah pengguna seperti yang dilakukan aplikasi itu di China.
Perusahaan raksasa teknologi asal California, Oracle, belum lama ini menjadi pilihan TikTok untuk menjual bisnisnya di AS dan mengabaikan tawaran dari Microsoft. Namun, kesepakatan penjualan tersebut masih samar-samar dan pihak pemerintah AS masih mengkaji kesepakatan itu.
Pihak Departemen Perdagangan AS mengambil langkah itu sebagai bentuk pelaksanaan perintah eksekutif yang dikeluarkan Presiden Trump pada bulan Agustus.
TikTok menyampaikan kekecewaannya dan mengatakan akan terus melawan “perintah-perintah eksekutif tidak adil” yang dikeluarkan Presiden Trump terkait bisnisnya.
Tencent, perusahaan pemilik WeChat, mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dikirim lewat email bahwa pihaknya akan terus membicarakan langkah-langkah guna menghadapi masalah-masalah dengan pemerintah AS dan berupaya mencari solusi jangka panjang.
Sejak menjabat presiden Amerika Serikat Januari 2017, upaya menjegal pengaruh China yang semakin meluas terutama di negaranya menjadi salah satu agenda utama Trump.
Trump kerap mengatakan perusahaan-perusahaan asal China selama ini bebas berbisnis di tanah Amerika Serikat, tetapi pada saat yang sama Beijing sangat membatasi apa yang bisa dilakukan oleh perusahaan-perusahaan asal AS di China.*