Hidayatullah.com—Pihak berwenang di ibukota Uni Emirat Arab (UEA) Abu Dhabi telah menghapus persyaratan izin untuk membeli dan mengonsumsi alkohol, menurut sebuah surat edaran resmi, menyusul Dubai yang juga melonggarkan aturan tentang alkohol.
Pelonggaran itu datang ketika dua emirat, diantara tujuh emirat federasi UEA, berusaha membangun kembali industri pariwisata mereka setelah lockdown akibat virus corona, dan juga sebagai persiapan dalam menerima wisatawan dari ‘Israel’ setelah kesepakatan normalisasi hubungan lapor Al Araby pada Selasa (22/09/2020).
“Kami mengumumkan pembatalan izin alkohol, dan warga serta wisatawan akan memiliki hak untuk membelinya di toko resmi,” kata surat edaran dari Departemen Kebudayaan dan Pariwisata tertanggal 15 September dan dilihat oleh AFP, Selasa.
Arahan tersebut mengatakan pembeli harus berusia minimal 21 tahun, bahwa alkohol tidak boleh dijual kembali, dan harus dikonsumsi di rumah pribadi atau tempat resmi seperti klub.
Namun tidak disebutkan secara spesifik apakah umat Islam dilarang membeli alkohol atau tidak. Dulunya Muslim tidak diizinkan untuk mendapatkan lisensi alkohol.
Surat edaran resmi ini mengakhiri hukum yang sebelumnya abu-abu di Abu Dhabi. Meskipun toko minuman keras di Abu Dhabi biasanya tidak meminta izin untuk menjual alkohol, penjualan secara teknis masih tunduk pada aturan tersebut.
Di Dubai, toko diharuskan meminta penduduk atau turis untuk menunjukkan izin sebelum menjual alkohol, tetapi bar dan restoran tidak mewajibkan pelanggan untuk menunjukkan dokumen tersebut.
Tahun ini, Dubai juga melonggarkan sistem perizinan, sehingga lebih mudah bagi penduduk untuk memperolehnya dengan menghapus persyaratan untuk memperoleh “sertifikat tanpa keberatan” dari majikan mereka.
Penduduk kota itu hanya perlu mengisi formulir, menunjukkan kartu identitas mereka, dan membayar 270 dirham ($ 74) untuk mendapatkan izin. Wisatawan bisa mendapatkan izin sementara dengan menunjukkan paspor dan visa mereka di toko.
Namun, Muslim masih tidak bisa mengajukan izin alkohol di Dubai.
Penjualan alkohol diizinkan di enam dari tujuh emirat di UEA, tetapi dilarang di Sharjah yang konservatif yang tetap tidak memiliki pub atau bar.*