Hidayatullah.com–Turki menjadi tuan rumah putaran lain pembicaraan persatuan antara faksi-faksi Palestina yang bersaing Hamas dan Fatah. Pembicaraan tersebut diadakan menyusul kesepakatan baru-baru ini yang membuat ‘Israel’ mendapat pengakuan lebih luas dari negara-negara Teluk, Middle East Eye.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas menelepon Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada hari Senin (21/09/2020) dan menyampaikan apresiasinya karena menjadi tuan rumah perundingan dan mendesak Ankara untuk membantu perundingan.
Seorang pejabat Turki, berbicara dengan syarat anonim karena protokol pemerintah, mengatakan kepada Middle East Eye bahwa Ankara tidak terlibat langsung dalam negosiasi tetapi mendorong kedua belah pihak untuk membentuk pemerintah persatuan dan bersama-sama membela hak-hak Palestina.
Beberapa pengamat menunjukkan bahwa Abbas, yang dulunya memiliki hubungan jauh dengan Erdogan, beralih ke Ankara karena tindakan baru-baru ini oleh negara-negara Arab yang telah mengasingkan kepemimpinan Palestina.
“Warga Palestina biasa mengadakan pembicaraan ini di kota-kota berbeda seperti Beirut. Tapi kami tidak memberikan arti penting pada pilihan tempat seperti Istanbul. Terserah mereka untuk memutuskan di mana akan berbicara,” kata pejabat itu. “Namun, kami siap memberikan bantuan apa pun yang dibutuhkan.”
Sumber mengatakan bahwa pihak-pihak telah membahas pembentukan komite bersama untuk mengatasi ketidaksepakatan teknis dan menentukan tanggal pemilihan umum untuk membentuk pemerintahan Palestina berikutnya.
Kedua belah pihak telah berselisih satu sama lain sejak 2007 ketika pasukan Hamas mengambil alih kepimimpinan di Jalur Gaza.
Namun, keputusan Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain untuk menormalisasi hubungan dengan Israel mendorong pertemuan tingkat tinggi antara 14 faksi politik di Palestina untuk mengakhiri perselisihan.
Hamas yang memiliki hubungan lebih mesra dengan Ankara diyakini akan diwakili oleh wakil pemimpin Saleh al-Arouri, sedangkan Fatah mengirimkan delegasi yang terdiri dari Sekjen Jibril Rajoub dan anggota panitia pusat Rawhi Fattouh.
Sementara negara-negara Arab yang dipimpin oleh UEA dan Arab Saudi semakin bungkam tentang bagaimana ‘Israel’ memperlakukan Palestina, Erdogan telah muncul sebagai pembela kuat perjuangan Palestina.
Interaksi Erdogan yang sering dengan kepemimpinan Hamas, termasuk penerbitan paspor Turki yang dilaporkan kepada pejabat Hamas, telah menuai teguran dari AS dan Israel dalam beberapa bulan terakhir.
Sementara ‘Israel’ dan AS telah menetapkan Hamas sebagai kelompok teroris, Ankara selalu memperlakukan Hamas sebagai faksi Palestina lainnya.*