Hidayatullah.com–Seorang pejabat dari partai kanan-jauh Alternative für Deutschland (AfD) telah dipecat setelah dikabarkan terekam kamera berkata bahwa para migran yang datang ke Jerman “nantinya masih bisa ditembak mati … atau digas.”
Hari Senin (28/9/2020), partai AfD mengkonfirmasi kontrak Christian Lueth sudah diakhiri.
Lueth sebelum sudah diberhentikan dari posnya sebagai jubir parlemen pada bulan April, setelah menyebut dirinya sebagai seorang fasis.
Koran Die Zeit melaporkan bahwa komentar Lueth soal migran itu direkam oleh seorang jurnalis yang menyamar ketika dia berbicara kepada seorang blogger muda pada bulan Februari, lansir Euronews.
Pertemuan itu secara diam-diam direkam oleh lembaga penyiaran ProSieben untuk sebuah dokumenter tentang kelompok kanan-jauh di Jerman yang ditayangkan pada hari Senin.
Wajah orang yang berbicara dalam rekaman itu tidak ditampakkan dalam rekaman, tetapi Die Zeit melaporkan bahwa itu adalah Lueth, berdasarkan data yang dibocorkan dan beberapa pembicaraan dengan sejumlah informan.
AfD adalah partai politik yang menggunakan retorika anti-imigran dan anti-Islam untuk menarik dukungan warga Jerman. Partai rasis ini mendapatkan lonjakan dukungan dari masyarakat Jerman ketika ratusan ribu migran dan pengungsi diperbolehkan masuk pada tahun 2015.
Saat ini AfD merupakan partai oposisi terbesar di parlemen Jerman.
AfD mengundang sorotan dari kalangan intelijen dalam negeri Jerman di tengah kekhawatiran mereka bermain api dengan kelompok-kelompok ekstrimis.
Hari Senin, kaukus parlemen AfD di negara bagian Baden-Wüerttemberg mendepak anggota parlemen kicked Stefan Raepple setelah dia dikabarkan menyerukan aksi kekerasan untuk menggulingkan pemerintah.*