Hidayatullah.com–Kabinet Uni Emirat Arab (UEA) telah menyetujui pendirian kedutaan besar di Tel Aviv di ‘Israel’, ungkap media pemerintah. Sementara, ‘Israel’ juga telah mengumumkan pembukaan kedutaan besarnya di Abu Dhabi, lapor Al Jazeera.
UEA secara kontroversial setuju untuk menormalisasi hubungan dengan ‘Israel’ pada bulan Agustus 2020. Langkah tersebut memicu kemarahan warga Palestina yang khawatir hal itu akan melemahkan posisi pan-Arab yang telah lama menyerukan penarikan ‘Israel’ dari wilayah yang didudukinya secara ilegal dan penerimaan negara Palestina sebagai imbalan atas hubungan normal dengan negara-negara Arab.
Bahrain, Sudan, dan Maroko, juga mengikuti jejak UEA dan setuju untuk menjalin hubungan dengan ‘Israel’, dalam kesepakatan yang ditengahi oleh pemerintahan mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Palestina mengutuk perjanjian itu sebagai “tikaman dari belakang”.
Baca: Mesir dan UEA Membuka Penerbangan Qatar Pertama setelah Blokade
Tidak ada rincian lebih lanjut yang diberikan tentang kedutaan UEA untuk ‘Israel’. Pemerintah ‘Israel’ menganggap Yerusalem sebagai ibukotanya, meskipun itu tidak diakui oleh sebagian besar komunitas internasional.
Palestina ingin menjadikan Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara Palestina di masa depan. Sebagian besar negara menaruh kedutaan besar mereka di Tel Aviv. Sebuah pernyataan dari kementerian luar negeri ‘Israel’ mengatakan kedutaan ‘Israel’ di Abu Dhabi secara resmi dibuka pada hari Ahad (26/01/2021) dengan kedatangan utusan negara di sana, meskipun di lokasi sementara sampai bangunan permanen ditemukan.
Sejak secara resmi menjalin hubungan pada bulan September, kedua negara telah menjalin penerbangan langsung dan bertukar banyak delegasi perdagangan, sementara ribuan turis ‘Israel’ telah mengunjungi UEA. Kementerian juga mengatakan bahwa ‘Israel’ akan segera membuka bagian kepentingan di Maroko dan konsulat di Dubai. Ia menambahkan kedutaan besar di Bahrain telah beroperasi selama beberapa minggu.*