Hidayatullah.com — Amerika Serikat berencana untuk mengeluarkan gerakan Syiah Houthi dari daftar kelompok teroris sebagai tanggapan atas krisis kemanusiaan di Yaman, membalikkan salah satu keputusan Presiden Trump. Al-Houthi adalah kelompop milisi pemberontak bersenjata yang didukung Iran.
Dilansir Reuters pada Sabtu (06/02/2021) langkah itu, yang dikonfirmasi oleh seorang pejabat Departemen Luar Negeri pada Jumat. Pengumuman terjadi sehari setelah Presiden Joe Biden menyatakan penghentian dukungan AS kepada kampanye militer yang dipimpin Arab Saudi di Yaman, yang secara luas dipandang sebagai konflik proksi antara Arab Saudi dan Iran.
“Tindakan kami sepenuhnya karena konsekuensi kemanusiaan dari penunjukan menit-menit terakhir ini dari pemerintahan sebelumnya, yang oleh PBB dan organisasi kemanusiaan sejak itu jelaskan akan mempercepat krisis kemanusiaan terburuk di dunia,” kata pejabat itu.
Petinggi Houthi Mohammed Ali al-Houthi pada hari Sabtu mengatakan kepada Al Mayadeen TV bahwa kelompok tersebut telah mendengar pernyataan pemerintah AS baru-baru ini tentang Yaman, tetapi belum melihat perkembangan terkait itu. PBB menyebut Yaman sebagai krisis kemanusiaan terbesar di dunia, dengan 80% rakyatnya membutuhkan bantuan.
Bulan lalu kepala bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa memperingatkan sanksi baru itu akan mendorong Yaman ke dalam kelaparan dalam skala yang tidak terlihat selama hampir 40 tahun. Kelaparan tidak pernah diumumkan secara resmi tetapi indikatornya telah memburuk di seluruh negeri.
“Kami menyambut baik niat yang dinyatakan oleh pemerintah AS untuk mencabut penunjukan karena itu akan memberikan bantuan besar kepada jutaan warga Yaman yang mengandalkan bantuan kemanusiaan dan impor komersial untuk memenuhi kebutuhan dasar kelangsungan hidup mereka,” kata juru bicara PBB Stephane Dujarric.
Mantan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo memasukkan Houthi ke daftar hitam pada 19 Januari, satu hari sebelum Biden menjabat. Pemerintahan Trump mengecualikan kelompok bantuan, Perserikatan Bangsa-Bangsa, Palang Merah, dan ekspor komoditas pertanian, obat-obatan, dan perangkat medis dari penunjukannya. Tetapi pejabat PBB dan kelompok bantuan menyerukan agar penunjukan itu dicabut.
Kelompok bantuan yang bekerja di Yaman menyambut baik langkah tersebut.*