Hidayatullah.com—Pimpinan eksekutif kelompok usaha kasino Crown Resorts mengundurkan diri di tengah tudingan bahwa tempat-tempat judi yang dikelolanya menjadi ajang pencucian uang.
Ken Barton mundur dari jabatan CEO setelah beberapa direkturnya lebih dulu hengkang dari perusahaan judi asal Australia itu, lansir BBC Ahad (14/2/2021).
Pekan lalu, sebuah hasil penyelidikan menunjukkan bahwa Crown tidak layak memperoleh izin usaha perjudian di negara bagian New South Wales, yang artinya perusahaan itu tidak dapat mengoperasikan kasino baru yang dibangun di Sydney.
Kasino-kasino Crown yang berada di berbagai kota lain menjadi dipertanyakan menyusul laporan penyelidikan tersebut.
Crown, yanga mayoritas sahamnya dimiliki miliarder Australia James Packer, selama bertahun-tahun berhasil menangkal tuduhan pencucian uang di kasino-kasinonya yang berada di Melbourne dan Perth.
Operasional kasino Crown di luar negeri menjadi sorotan aparat berwenang setelah terbongkar bahwa program junkets bagi pejudi-pejudi kelas kakap China berkaitan dengan kelompok-kelompok atau organisasi kriminal. Progam junkets itu memberikan ongkos perjalanan dan akomodasi kepada para pejudi kakap untuk bermain di kasino-kasino milik Crown.
Dalam laporannya pekan lalu, komisioner penyelidikan tersebut Patricia Bergin mengatakan bahwa Crown diketahui memfasilitasi pencucian uang, menempatkan pekerjanya dalam risiko penahanan oleh yuridiksi asing dan menjalin hubungan komersial dengan individu-individu yang berkaitan dengan kelompok-kelompok kriminal terorganisir.
Dia merekomendasikan agar dilakukan perombakan besar dalam tata kelola perusahaan judi itu, dimulai dengan mengganti sebagian besar petinggi perusahaan.
Ken Barton sudah bekerja untuk perusahaan judi itu selama lebih dari sepuluh tahun. Dia pernah menjabat sebagai kepala eksekutif keuangan Crown Resorts, sebelum akhirnya menduduki kursi pimpinan eksekutif pada 2020.
Selain bertanggung jawab terhadap manajemen perusahaan itu, dia juga dituding terlibat dua kasus pencucian uang.*