Hidayatullah.com–Presiden Amerika Serikat Barack Obama hari Kamis (05/5) mengunjungi bekas lokasi menara kembar World Trade Center New York untuk mengenang para korban serangan 9/11, sebagai tanda “kemenangan” setelah mengklaim berhasil membunuh Usamah bin Ladin yang dituding Amerika Serikat sebagai otak penghancuran WTC.
Dalam kesempatan itu hadir pula sejumlah anggota keluarga korban 9/11 yang sengaja diundang oleh Gedung Putih. Sebanyak 50 perwakilan kerluarga korban dipilih secara hati-hati oleh pemerintah Obama untuk bertemu dengannya di Ground Zero.
Namun, ada perwakilan keluarga yang menampik undangan Obama itu.
Jan dan John Vigiano memutuskan untuk menolak mentah-mentah undangan Obama, meski mereka tahu kesempatan untuk bertemu presiden Amerika mungkin menjadi pengalaman sekali seumur hidup bagi keduanya. Mereka kehilangan dua putra dalam peristiwa 9/11, satu seorang anggota pemadam kebakaran New York dan satunya detektif di Kepolisian New York.
“Jika ini bentuk surat undangan, maka ini kelihatan tidak layak,” kata John Vigiano kepada televisi lokal Channel 11, saat menggambarkan surat elektronik yang yang dikirimkan Gedung Putih kepadanya sebagaimana dilansir Sun Sentinel (05/5).
Keluarga Vigiano menerima email tersebut pada hari Selasa, dan mengaku hampir saja menghapus undangan itu karena dikira spam. Vigiano tidak mempermasalahkan isi surat itu, namun bagaimana surat itu ditujukan.
“Bunyinya ‘Kepada anggota keluarga 9/11’ – ‘Tanpa nama’,” kata John Vigiano, sambil membaca keras-keras email undangan itu. “Saya tidak tahu apakan ini tidak menghormati, tapi menurut saya itu tidak pantas.”
“Tidak ada kata penutup,” keluh John. “Tidak ada sama sekali.”
Keluarga Vigiano sama sekali tidak menyesal melewatkan kesempatan bertemu presiden AS di Ground Zero untuk mengenang kematian putra-putranya.
“Saya merasa terhormat presiden Amerika Serikat datang ke New York,” katanya. “Tapi bagi saya, itu hanya sekedar acara foto bersama,” tegasnya.
Jeannie Evans asal Elmont yang kehilangan saudara laki-lakinya yang bekerja sebagai petugas pemadam kebakaran, bahkan merasa beruntung meski tidak diundang.
“Saya pikir saya beruntuk dan diabaikan,” katanya sambil memegang foto saudaranya.
“Yang diundang selalu dipilih (sedikit). Apa itu adil? Tidak. Kami semua punya suara,” tegasnya.
Evans berharap bisa mengajukan satu pertanyaan kepada Obama.
“Mengapa tidak ditunjukkan bukti kepada kami, bahwa Bin Ladin sudah dibunuh? Saya ingin melihatnya,” kata Evans bertanya-tanya.
Dalam email yang ditujukan kepada Monica Morales, Gedung Putih menulis bahwa jika undangan tersebut tidak menyentuh perasaan pribadi keluarga para korban 9/11, maka hal itu hanyalah karena dampak dari teknologi dan waktu yang terbatas.*