Hidayatullah.com—Tindakan Italia yang mencegah pengiriman vaksin coronavirus ke Australia bisa jadi bukan sekali ini saja. Kepala Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyalahkan AstraZeneca atas pemblokiran yang dilakukan Italia itu, karena produsen vaksin Covid-19 itu tidak dapat memenuhi target suplai vaksin untuk negara anggota Uni Eropa.
AstraZeneca, raksasa farmasi Anglo-Swedia, hingga saat ini tertatih-tatih belum sanggup memenuhi target pengiriman vaksin coronavirus ke negara-negara Uni Eropa, kata Von der Leyen kepada majalah bisnis Wirtschaftswoche hari Senin (8/3/2021) seperti dilansir DW.
Perusahaan itu sejauh ini baru mengirim “kurang dari 10% jumlah vaksin yang dipesan UE untuk periode Desember-Maret,” kata politisi wanita asal Jerman itu.
Seharusnya saat ini Uni Eropa sudah menerima 100 juta vaksin, yang artinya masih ada kekuarangan sekitar 90 juta vaksin untuk periode Desember-Maret saja.
Komentar Von der Leyen itu diutarakan setelah Italia meminta European Commission, badan eksekutif Uni Eropa, untuk memblokir 250.000 dosis vaksin AstraZeneca yang akan dikirim ke Australia pekan lalu.
Von der Leyen mengatakan pejabat negara UE Bisa menggunakan kewenangannya untuk menghalangi lagi ekspor vaksin coronavirus, seperti yang dilakukan Italia.
Sumber-sumber di lingkungan European Commission mengatakan kepada DW tidak dapat mengungkapkan apa ada pemerintah UE Lain yang menggunakan kewenangan itu, dengan alasan “rahasia perusahaan”.
Upaya DW untuk meminta komentar ke kantor pusat AstraZeneca di Inggris juga tidak mendapatkan jawaban.
Bulan Januari, pejabat-pejabat UE membuat aturan baru yang mengharuskan perusahaan farmasi meminta persetujuan UE sebelum mengirimkan vaksin yang dibuatnya di negara anggota UE ke luar negeri.
UE sejauh ini sudah menyetujui tiga vaksin coronavirus yaitu buatan BioNTech-Pfizer, AstraZeneca-Oxford dan Moderna. Namun program imunisasi Covid-19 di blok kerja sama ekonomi terbesar di dunia itu tersendat akibat pasokan vaksin yang tidak lancar dari pihak produsen.
Blok beranggotakan 27 negara dengan total populasi 446 juta orang itu per 26 Februari sudah menerima 51,5 juta dosis vaksin Covid-19, menurut data resmi yang dimuat di website UE.
Kepada koran Stuttgarter Nachrichten Von der Leyen mengharapkan UE mulai bulan April akan menerima 100 juta dosis per bulan, sebab ada vaksin coronavirus lain yang akan diberikan izin penggunaan oleh Uni Eropa.*