Hidayatullah.com—Dr Anthony Fauci mengucapkan terima kasih kepada para pekerja kesehatan yang setiap hari menempatkan diri mereka dalam risiko selama pandemi Covid-19, seraya memgakui bahwa kekurangan alat perlindungan diri ikut berkontribusi pada kematian lebih dari 3.600 di antara mereka.
“Mereka benar-benar pahlawan,” kata Fauci, kepala kedua penasihat bidang kesehatan Presiden AS Joe Biden, dalam wawancara eksklusif dengan The Guardian. Direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID), itu menegaskan bahwa sebutan pahlawan itu tidak berlebihan. Begitu banyaknya jumlah kematian selama pandemi Covid di kalangan pekerja kesehatan merupakan refleksi dari apa yang dilakukan mereka sepanjang sejarah, yaitu menempatkan diri dalam kondisi bahaya, menjalani sumpah profesi yang diucapkannya ketika menjadi dokter atau perawat.
The Guardian dan Kaiser Health News melacak kematian pekerja kesehatan yang meninggal dunia selama pandemi dalam database Lost on the Frontline. Lebih dari 3.600 kematian pekerja kesehatan AS tercatat dalam database itu, yang dianggap perhitungan paling dipercaya di AS.
Personal protective equipment (PPE) – seperti sarung tangab, baju hazmat, masker – jumlahnya kurang banyak di AS sejak awal pandemi. Meskipun negara industri maju, Amerika Serikat merupakan importir terbesar PPE atau alat perlindungan diri (APD), sehingga menjadikannya sangat rentan apabila terjadi gangguan suplai seperti selama pandemi.
“Pada masa-masa kritis ketika terjadi kelangkaan [PPE] orang terpaksa mengenakan apa saja yang mereka punya,” kata Fauci sepeti dikutip The Guardian Kamis (8/4/2021). “Saya yakin itu yang meningkatkan risiko infeksi di kalangan tenaga kesehatan,” kata Fauci.
Kekurangan disebabkan pemerintah AS gagal menjaga jumalh persediaan nasional APD, dan pemerintahan presiden terdahulu menolak untuk membeli lebih banyak PPE buatan dalam negeri. Akibatbya, banyak pekerja kesehatan yang menggunakan kantong sampah sebagai pakaian hazmat, menggunakan berulang-ulang masker N95 hingga berminggu-minggu, dan seringkali bekerja tanpa mengenakan sarung tangan.
Contoh mengenaskan terjadi pada Nina Forbes, seorang perawat yang terpaksa kerap mengenakan baju hazmat ketika bertugas, yang menurut putrinya, kemudian meminggal dunia.
Setahun pandemi Covid-19 berlalu, pekerja kesehatan di AS masih terus kekurangan APD, menurut Food and Drug Administration.
Lebih dari 555.000 orang di Amerika Serikat meninggal dunia akibat coronavirus selama pandemi. Kebanyakan dari mereka mengalami gejala Covid-19 berkepanjangan.
Menurut hasil studi di Inggris dan AS yang dimuat di jurnal Lancet, pekerja kesehatan berisiko tiga kali lebih tinggi tertular coronavirus dibandingkan masyarakat umum.
Tak peduli seperti apa hasilnya di masa datang upaya imunisasi yang telah digencarkan pemerintah, Fauci mengatakan para pembuat kebijakan di AS harus belajar dari pengalaman tahun lalu, yaitu jangan pernah lagi membiarkan orang dalam bahaya ketika melakukan tugasnya atau tidak membekali mereka dengan alat perlindungan diri yang memadai.*