Hidayatullah.com—Presiden Albania menuding Duta Besar Amerika Serikat mengintervensi urusan dalam negeri negaranya dengan memberikan dukungan kepada Perdana Menteri Edi Rama dalam pemilihan parlemen yang akan datang.
Presiden Ilir Meta berbicara keras tentang Dubes AS Yuri Kim dalam acara bincang-bincang di televisi Jumat malam (23/4/2021) dan menyeru agar diplomat AS itu menghentikan dukungannya kepada PM Edi Rama, yang melanggar undang-undang pemilu.
Dilansir Associated Press, ketika acara tersebut ditayangkan di Syri Televizion, Kim mengirimkan pesan singkat kepada Meta menyinggung soal pemilu hari Ahad (24/4/2021) lewat Twitter, menanggapi peringatan Meta sebelumnya yang memgatakan bahwa rakyat akan bertindak “mengusung garpu rumput” apabila PM Rama memanipulasi hasil pemilu.
Kim menuding peringatan Meta itu justru merupakan ancaman kekerasan yang patut mendapat kecaman.
Meta menuding Rama (politisi Partai Sosialis) menjalankan “rezim kleptokratik” yang memusatkan semua kekuasaan legislatif, administratif dan yudisial di tangan perdana menteri. Meta juga menuding PM Rama tidak becus dalam menanggulangi pandemi Covid-19, serta menunda-nunda integrasi Albania dengan Uni Eropa.
Presiden Albania memegang jabatan tanpa afiliasi politik. Meta sendiri sebelumnya memimpin partai sayap kiri Gerakan Sosialis untum Integrasi, yang sekarang dipimpin istrinya.
Dalam acara televisi hari Jumat tersebut, Meta menyebut Rama sebagai “gangster” dan “orang yang mengalami gangguan psikis.”
Presiden Meta juga mengisyaratkan bahwa Dubes Kim bisa jadi bagian dari lobi internasional yang dikomandoi Serbia yang mengkampanyekan penentangan atas dirinya.
“Ada lingkaran-lingkaran korup. Ada lobi-lobi yang dibayar Serbia, di sana (di AS) dan di negara-negara lain, yang memanfaatkan perwakilan Amerika untuk melawan Ilir Meta,” ujarnya.
Meta menceritakan bahwa dalam satu pembicaraan telepon Kim pernah berkata kepadanya, “Kami tahu banyak perihal dirimu.”
“Saya sudah mengatakan kepada Washington bahwa jika kalian ada masalah dengan saya, beri tahu saya karena saya tahu kalian mungkin akan membunuh saya,” kata Meta. Dia menambahkan bahwa dirinya akan pergi ke gunung terdekat dan kemudian “kalian mungkin akan menembakkan rudal ke arah saya, jadi saya tidak menimbulkan kerusakan bagi orang lain.”
Hari Ahad (25/4/2021), dua partai terbesar Albania yaitu Partai Sosialis dan Partai Demokrat bertarung sengit dalam pemilu parlemen. Persaingan mereka semakin memanas setelah pada hari Rabu lalu seorang pendukung ternama Partai Sosialis tewas. Polisi mengatakan korban ditembak, diduga oleh seorang anggota oposisi dari Partai Demokrat, dalam pertikaian yang melibatkan anggota dan pendukung kedua partai tersebut.
Setelah bertemu dengan Lulzim Basha dari Partai Demokrat, Dubes Kim hati Sabtu (24/4/2021) mengatakan bahwa Washington “tidak memdukung partai atau kandidat manapun.”
“Namun, kami sangat mendukung hak semua warga negara untuk memilih secara bebas dan damai,” kata Kim lewat Twitter.*