Hidayatullah.com—Para penonton didesak agar tidak mendekati lokasi latihan maraton Olimpiade Tokyo yang dilakukan hari Rabu (5/5/2021) di Sapporo dengan protokol Covid-19 ketat.
Petugas penjaga keamanan berdiri dengan papan peringatan tergantung di leher meminta agar orang tidak menonton perlombaan lari yang sedang digelar, guna mencegah terjadinya kerumunan yang memungkinkan penularan coronavirus.
Cabang lari maraton menjadi kontroversi dalam Olimpiade Tokyo ketika dipindah ke Sapporo dari ibukota Jepang guna menghindari sengatan matahari musim panas.
Sekitar 2.700 orang termasuk panitia terlibat dalam acara di Sapporo itu, kata ofisial Olimpiade Tokyo Yasuo Mori. Sebanyak 69 pelari ambil bagian dalam lari setengah maraton tersebut.
Atlet-atlet dari luar negeri harus menjalani tes Covid-19 sebelum keberangkatan ke dan setibanya di Jepang, dan mereka juga dites sehari sebelum pertandingan.
Mori mengatakan sejauh ini belum ada yang positif Covid-19, dan atlet harus tetap tinggal di penginapan tanpa kontak dengan publik.
Tokyo, Osaka dan sejumlah daerah lain di Jepang saat ini sedang dalam status darurat guna meredam penyebaran coronavirus, sementara imunisasi Covid berjalan dengan lambat.
Jajak pendapat menunjukkan mayoritas orang di Jepang ingin agar Olimpiade Tokyo dibatalkan atau ditunda, padahal panitia siap membuka pesta olahraga sedunia itu pada 23 Juli.
Presiden World Athletics Sebastian Coe mengatakan dia bisa memahami kekhawatiran masyarakat Jepang perihal penyelenggaraan Olimpiade di masa pandemi sekarang ini.
Coe mengatakan dia yakin warga Sapporo, yang menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin 1972, akhirnya akan menyambut baik pelaksanaan maraton di daerah mereka.
“Saya sangat yakin warga Sapporo akan bangga secara historis dapat mengklaim bahwa kota tempat tinggal mereka pernah menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin dan juga menggelar Olimpiade Musim Panas,” kata Cie seperti dilansir AFP.*