Hidayatullah.com—Presiden Angola João Lourenço meminta maaf kepada korban dan keluarga mereka yang dibunuh dalam pembantaian Mei 1977 dan meminta maaf atas nama pemerintah.
Ribuan orang, termasuk banyak intelektual muda dan aktivis partai, dijebloskan ke penjara, disiksa dan dibunuh menyusul perpecahan dalam partai penguasa People’s Movement for the Liberation of Angola (MPLA).
Amnesty International mengatakan 30.000 meninggal dalam aksi pembersihan itu. Sebagian kalangan menganggap tidak kurang dari 90.000 kehilangan nyawanya, lansir BBC Kamis (27/5/2/21).
Dalam pidatonya yang ditujukan kepada seluruh anak bangsa, Presiden Lourenço menyebut pembunuhan-pembunuhan yang dilakukan oleh pasukan pemerintah merupakan “kejahatan besar”.
Dia menyebut sikap dan tindakan pemerintahan kala itu “berlebihan dan ekstrem”.
Namun, ini bukan lagi saatnya saling menudingkan kesalahan, kata Lourenço.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa pemerintah akan melakukan pencarian terhadap sisa-sisa jasad sejumlah tokoh sejarah yang dibunuh dan akan mengembalikannya kepada keluarga mereka.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Permintaan maaf dan pengampunan publik ini bukan sekedar kata-kata, ini mencerminkan rasa penyesalan kami yang mendalam dan keinginan kuat kami untuk mengakhiri penderitaan yang senantiasa menghantui keluarga-keluarga ini selama bertahun-tahun, yang tidak mengetahui bagaimana nasib orang-orang yang mereka cintai,” kata Presiden Lourenço.*