Hidayatullah.com–Kementerian luar negeri Iran mengatakan pada hari Senin (31/05/2021) bahwa pihaknya melanjutkan pembicaraan dengan saingan regional Arab Saudi dalam “suasana yang baik”, dengan harapan mencapai “pemahaman bersama”.
Laporan media bulan lalu mengungkapkan bahwa pejabat Iran dan Saudi bertemu di Baghdad pada bulan April, pertemuan tingkat tinggi pertama mereka sejak Riyadh memutuskan hubungan diplomatik dengan Teheran pada 2016, lansir The New Arab.
“Pembicaraan masih berlanjut dalam suasana yang baik,” kata juru bicara kementerian Saeed Khatibzadeh pada konferensi pers.
“Kami berharap pembicaraan ini dapat mencapai kesepahaman bersama antara Iran dan Arab Saudi,” tambahnya.
Hubungan antara kedua negara terputus pada tahun 2016 setelah pengunjuk rasa Iran menyerang misi diplomatik Saudi menyusul eksekusi kerajaan terhadap tokoh Syiah yang dihormati.
Pembicaraan di Baghdad, yang difasilitasi oleh Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhemi, tetap rahasia sampai Financial Times melaporkan bahwa pertemuan pertama diadakan pada 9 April.
Khatibzadeh membenarkan pembicaraan pada 10 Mei itu, dengan mengatakan tujuan mereka adalah “bilateral dan regional”, tetapi menekankan bahwa “terlalu dini” untuk mengungkapkan rincian apapun.
“De-eskalasi dan (membangun) hubungan antara dua negara besar Islam di kawasan Teluk Persia akan menguntungkan kedua negara,” katanya saat itu.
Iran pada akhir April menyambut “perubahan nada” dari Putra Mahkota Saudi Mohammad bin Salman ke arah itu setelah dia menyerukan “hubungan yang baik dan khusus” dengan Teheran.
Kedua negara itu telah mendukung sisi berlawanan dari beberapa konflik regional, dari Suriah hingga Yaman, di mana koalisi militer pimpinan Saudi memerangi pemberontak Houthi.
Iran mendukung Houthi, yang memerangi koalisi yang ikut campur dalam perang Yaman untuk mendukung pemerintah yang diakui secara internasional pada tahun 2015.