Hidayatullah.com—Sedikitnya 43 migran hilang setelah sebuah perahu yang akan menuju Eropa terbalik di dekat pantai Tunisia, kata seorang pejabat Bulan Sabit Merah Tunisia hari Sabtu (3/7/2021).
Pejabat Bulan Sabit Merah Munji Salim mengatakan perahu yang membawa 127 migran tersebut tenggelam di dekat kota tenggara Tunisia Zarzis Jumat malam. Sejauh ini, 84 migran telah diselamatkan oleh pihak berwenang, sedangkan 43 korban hilang.
Mereka yang selamat dipindahkan ke pelabuhan Zarzis. “Tempat-tempat penampungan di Tunisia selatan penuh sesak dengan migran,” kata Salim seperti dilansir DW.
Perahu itu berangkat ke Eropa dari kota pelabuhan Zuwara di barat laut Libya awal pekan ini.
Kementerian Pertahanan Tunisia mengatakan korban yang berhasil diselamatkan terdiri dari 46 warga negara Sudan, 16 Eritrea,12 Bangladesh, serta 5 asal Mesir. Mereka berusia antara 3 dan 40 tahun.
Banyak migran yang berangkat ke Eropa berangkat dari Libya atau Tunisia.
Para pencari suaka itu kebanyakan lari menyelamatkan diri dari perang, otoritarianisme, terorisme yang terjadi di negaranya. Sebagian pergi karena kondisi perekonomian yang tidak kunjung membaik.
Mereka sering kali menyeberangi lautan dengan kapal kayu kecil atau perahu karet yang dijejali penumpang melebihi kapasitas angkut. Sebagian migran membayar geng penyelundup manusia untuk membantu mereka mencapai Eropa.
Lebih dari 550 orang tewas tahun ini saat melakukan perjalanan ke Eropa, menurut Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM).
Penjaga pantai Tunisia bulan lalu menyelamatkan 267 migran yang tenggelam di Laut Mediterania setelah perahu mereka terbalik. Para migran itu juga memulai perjalanan mereka dari pantai Libya.
Para migran terkadang menghadapi bahaya dari petugas penjaga pesisir.
LSM Jerman Sea-Watch minggu ini merekam tindakan penjaga pantai Libya yang mengejar sebuah perahu migran dan melepaskan tembakan ke arahnya. LSM tersebut meminta otoritas Uni Eropa untuk berhenti bekerja sama dengan penjaga pantai Libya di dalam penanganan migran.*