Hidayatullah.com — Nomor telepon Presiden Prancis Emmanuel Macron disebut-sebut termasuk diantara 50.000 nama yang menjadi target Pegasus, i24 News melaporkan.
Diungkapkan oleh Le Monde, nomor Presiden Macron dan nomor telepon beberapa anggota pemerintah Prancis muncul dalam daftar 50.000 target. Daftar ini diperoleh Amnesty International dan Forbidden News untuk program Pegasus yang kontroversial dari NSO.
Namun, tidak ada cara untuk mengetahui apakah ponsel Macron terinfeksi Pegasus atau tidak. Hanya saja dia ada dalam daftar target yang diminta oleh klien NSO.
Seorang juru bicara Kepresidenan Prancis mengatakan: “Jika cerita itu benar, itu jelas sangat serius. Semua upaya akan dicurahkan pada pengungkapan pers ini,” ujarnya dilansir Middle East Monitor pada Kamis (22/07/2021).
Pegasus adalah bagian dari malware yang menginfeksi smartphone, mengeksploitasi kerentanan yang ada dalam teknologi.
Malware dapat diinstal dengan cara mengirim pesan teks tautan berbahaya untuk diklik.
Pegasus — setelah diinstal — hampir tidak terdeteksi, dan dapat mengakses telepon, termasuk log panggilan, pesan, email. Perangkat lunak ini dapat mengaktifkan mikrofon dan kamera untuk merekam percakapan, yang pada dasarnya menjadikan smartphone sebagai perangkat pengawasan berjalan.
Dikatakan layanan lokasi dapat diaktifkan, dan keberadaan pemilik telepon dapat dilacak untuk menunjukkan akurasi.
Pada tahun 2020, NSO digugat oleh WhatsApp milik Facebook karena diduga mengeksploitasi kerentanan di aplikasi populer untuk memata-matai pengguna, termasuk 1400 aktivis dan jurnalis, yang diberitahu bahwa mereka sedang dimata-matai.
Kerentanan itu akhirnya diperbaiki oleh WhatsApp.
Kementerian Pertahanan ‘Israel’ melisensikan perangkat lunak Pegasus untuk diekspor ke pemerintah asing, tetapi bukan entitas swasta.*