Hidayatullah.com — Lima puluh tiga persen dari mereka yang mengungsi di Yaman adalah anak-anak, Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) mengatakan pada Senin (26/07/2021), lansir Middle East Monitor.
Organisasi kemanusiaan itu menjelaskan bahwa pengungsi Yaman sedang berjuang “bahkan lebih ketika dipaksa meninggalkan rumah mereka”.
“Di Yaman, 53% dari mereka yang terlantar akibat konflik yang sedang berlangsung adalah anak-anak,” kata UNHCR di Twitter, menambahkan bahwa meskipun demikian, “mereka selalu menemukan cara untuk bahagia”.
Save the Children baru-baru ini melaporkan bahwa sembilan dari sepuluh anak Yaman di kamp-kamp pengungsi tidak memiliki akses ke “makanan, air, sekolah”.
“Pada tahun 2020, diperkirakan 115.000 anak terpaksa meninggalkan rumah mereka karena meningkatnya kekerasan, terutama di sekitar Marib dan wilayah Hodeida, Hajjah dan Taiz,” kata Save the Children dalam siaran pers, mencatat bahwa sekitar 25.000 anak-anak dan keluarga mereka harus meninggalkan rumah mereka sejak awal tahun 2021.
Organisasi tersebut meminta para donor internasional “untuk meningkatkan dan meningkatkan akses ke komunitas pengungsi, dan untuk memastikan bahwa mereka memiliki dasar-dasar dan anak-anak mereka dilindungi”.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Yaman yang miskin telah terperosok dalam konflik sejak Houthi menggulingkan pemerintah dari kekuasaan di ibu kota, Sanaa, pada akhir 2014. Perang meningkat pada 2015 ketika koalisi militer pimpinan Saudi melakukan intervensi untuk mendukung pemerintah yang diperangi.
Konflik tersebut telah menelantarkan hampir empat juta warga Yaman, menurut data PBB.*