Hidayatullah.com—New Zealand, yang dianggap cukup berhasil meredam penyebaran Covid-19, berencana membuka lagi perbatasannya untuk para pelancong internasional awal tahun depan, kata pemerintah hari Kamis (12/8/2021).
Negara di kawasan Pasifik Selatan berpenduduk 5 juta orang itu melaporkan hanya 26 kematian sejak pandemi dimulai. Hal Itu dicapai antara lain dengan menutup perbatasan bagi orang yang bukan penduduk atau warga negaranya.
Namun, banyak yang mempertanyakan apakah pendekatan tanpa toleransi terhadap coronavirus yang selama ini dijalankan masih relevan begitu perjalanan internasional kembali marak.
Perdana Menteri Jacinda Ardern mengatakan pemerintah akan mengikuti saran para ahli dan pada saat yang sama mempertahankan strategi eliminasi coronavirus.
Ardern mengatakan perbatasan tidak akan dibuka sampai program vaksinasi New Zealand rampung pada akhir tahun ini. Pelaksanaan vaksinasi di negara itu jauh lebih lambat daripada di sebagian besar negara maju, meskipun di awalnya berjalan laju.
Ardern mengatakan bahwa mulai kuartal pertama tahun depan, NZ akan mulai mengizinkan para pelancong untuk datang.
Pelancong dari negara-negara berisiko rendah yang sudah divaksinasi lengkap tidak akan diwajibkan dikarantina, katanya. Mereka yang datang dari negara berisiko sedang masih perlu menjalani prosedur semacam karantina. Mereka yang datang dari negara berisiko tinggi, atau yang belum divaksinasi, harus menjalani karantina 14 hari di penginapan yang dikelola oleh militer, kata Ardern.
Pemerintah tidak membeberkan peringkat negara berdasarkan risiko, dengan alasan hal itu bisa berubah dengan cepat.
Ardern mengatakan uji coba baru akan dimulai pada Oktober yang mana sejumlah pelancong bisnis akan dikarantina di rumah dan bukan di hotel yang dikelola militer, sebagai ujian sistem baru yang rencananya akan diberlakukan tahun depan.
Sebelum pandemi, lebih dari 3 juta orang dari luar negeri mengunjungi New Zealand setiap tahun dan pariwisata merupakan salah satu industri terbesar di negara itu.
“Sangat penting untuk memiliki peta jalan sehingga semua bisnis, termasuk operator pariwisata, dapat membuat perencanaan ke depan dan mengambil keputusan yang tepat,” kata Chris Roberts, pimpinan eksekutif executive Tourism Industry Aotearo, menyambut pengumuman pemerintah tersebut seperti dilansir Associated Press.
Pemimpin oposisi Judith Collins mengatakan bahwa kebijakan pemerintah sudah menuju arah yang tepat tetapi program vaksinasi perlu ditingkatkan.
Sekitar 29% warga Selandia Baru sudah menerima satu dosis vaksin dan 17% sudah divaksinasi lengkap.
Ardern juga mengumumkan peningkatan waktu standar jarak pemberian dosis pertama dan kedua vaksin Pfizer dari tiga minggu menjadi enam minggu, dengan tujuan memperbanyak jumlah orang yang menerima suntikan dosis pertama.*