Hidayatullah.com– Panglima angkatan bersenjata India dipastikan tewas dalam kecelakaan helikopter di negara bagian Tamil Nadu, kata Angkatan Udara India. Kepala Staf Pertahanan Jenderal India, Bipin Rawat, istrinya dan 11 orang lain tewas setelah helikopter Mi-17V5 buatan Rusia jatuh di daerah perbukitan dekat kota Coonoor hari Rabu (8/12/2021).
Siapakah Jenderal Bipin Rawat? Pria 63 tahun yang baru dua tahun diangkat sebagai Kepala Staf Pertahanan India yang pertama di pemerintahan PM Narendra Modi ini memiliki reputasi buruk khususnya kepada umat Islam di Kashmir.
Nama Bipin Rawat mengingatkan peristiwa tanggal 9 April 2019. Kala itu Farooq Ahmed Dar, Ketua Front Pembebasan Jammu Kashmir diikat di depan sebuah jip dan dibawa dalam perjalanan selama lima jam melalui beberapa desa oleh konvoi tentara India. Farooq baru saja memberikan suara dalam pemilihan sela untuk parlemen nasional ketika dia dijemput oleh patroli tentara India.
Farooq, diduga dipukuli sebelum dia dicambuk di kendaraan dengan tanda bertuliskan; “Ini adalah nasib yang akan menimpa pelempar batu” yang disematkan di dadanya.
Perwira muda yang bertanggung jawab kala itu adalah Mayor Leetul Gogoi, mengatakan, bahwa Dar ditangkap karena dia mengarahkan massa pelempar batu yang mengepung tempat pemungutan suara, sesuatu yang disangkal oleh Dar dan banyak saksi di desa.
Mayor Gogoi mengatakan dia memutuskan untuk mengikat Dar di depan jip dan mengklaim hal itu akan menyelamatkan 12 nyawa, kutip BBC. Insiden itu direkam dan dibagikan di media sosial, menyebabkan kegemparan di Lembah Kashmir yang berpenduduk mayoritas Muslim.
Penggunaan Dar sebagai perisai manusia juga melahirkan kritik di seluruh dunia. Amnesty International menggambarkannya sebagai “perlakuan kejam, tidak manusiawi dan merendahkan yang setara dengan penyiksaan”.
This young man was TIED to the front of an army jeep to make sure no stones were thrown at the jeep? This is just so shocking!!!! #Kashmir pic.twitter.com/bqs4YJOpJc
— Omar Abdullah (@OmarAbdullah) April 14, 2017
Mantan kepala menteri Jammu dan Kashmir Omar Abdullah menulis ciutan keterkejutannya. “Pemuda ini diikat ke depan jip tentara untuk memastikan tidak ada batu yang dilemparkan ke jip itu? Ini sangat mengejutkan!”
Pemerintah India mengumumkan akan ada penyelidikan atas insiden tersebut. “Mengacu pada video yang menunjukkan seorang pemuda diikat ke sebuah jip tentara, isi video sedang diverifikasi dan diselidiki,” kata juru bicara pertahanan.
Sayangnya, pada 22 Mei, sebelum penyelidikan selesai, militer justru memberikan medali dan pujian kepada Mayor Gogoi. Panglima Angkatan Darat India Jenderal Bipin Rawat mengatakan medali itu diberikan sebagai cara untuk meningkatkan moral para perwira muda, dan “upaya berkelanjutannya selama operasi kontra-pemberontakan”.
Kamp Radikalisasi
Pada Januari tahun 2020 Rawat mengatakan kepada pers India, “anak perempuan dan anak laki-laki berusia 10 dan 12 sekarang sedang radikal” di Kashmir. Karenanya ia mengusulkan mereka “dibawa keluar terpisah” dan dimasukkan ke dalam kamp deradikalisasi secara bertahap.
“Apa yang kami lihat di Kashmir, kami melihat radikalisasi terjadi. Saat ini, kita melihat radikalisasi dilakukan bahkan di kalangan anak muda. Anak perempuan dan anak laki-laki berusia 10 dan 12 tahun sekarang sedang diradikalisasi. Orang-orang ini masih bisa diisolasi dari radikalisasi secara bertahap. Tetapi ada orang-orang yang telah sepenuhnya diradikalisasi,” katanya dikutip laman indiainexpress.com.
“Orang-orang ini perlu dibawa keluar secara terpisah, mungkin dibawa ke beberapa kamp deradikalisasi. Kami memiliki kamp deradikalisasi yang sedang berlangsung di negara kami,” tambahnya.*