Hidayatullah.com–Arab Saudi telah memberikan 197 ton bantuan kemanusiaan termasuk makanan, pakaian, dan selimut kepada Masyarakat Bulan Sabit Merah Afghanistan pada hari Rabu. Dalam pertemuan yang diadakan untuk menyerahkan bantuan kepada pejabat Afghanistan, duta besar Saudi di Kabul, Mashaal Al-Shammari, mengatakan rakyat Afghanistan membutuhkan lebih banyak bantuan kemanusiaan, dan dia mendesak masyarakat internasional untuk membantu rakyat Afghanistan.
“Kami akan melanjutkan bantuan kami ke Afghanistan dan akan bersama-sama bekerja dengan Masyarakat Bulan Sabit Merah Afghanistan untuk meningkatkan tingkat bantuan kemanusiaan ke negara itu,”kata Mashaad.
Saat menerima bantuan, penjabat kepala Masyarakat Bulan Sabit Merah Afghanistan, Matinulhaq Khales, mengatakan “kami berterima kasih kepada Arab Saudi dan rakyatnya karena telah mendukung warga Afghanistan.”
Beberapa keluarga saat menerima bantuan meminta pemerintah untuk meningkatkan upaya membantu keluarga miskin, dengan mengatakan “ini tidak cukup.” “Anak-anak saya lapar, saya hanya punya 150 afghani di saku saya sekarang, kami tidak punya makanan di rumah,” kata Zekrullah, seorang warga.
Badan-badan internasional sebelumnya memperingatkan bahwa jutaan warga Afghanistan menghadapi kelaparan di tengah musim dingin.
Seruan Hamid Karzai
Sementara itu, Mantan Presiden Afghanistan Hamid Karzai telah meminta masyarakat internasional untuk bekerja dengan Taliban, lapor Sputnik. Dia mengatakannya dalam sebuah wawancara dengan CNN dan mengatakan “dunia perlu bekerja dengan Taliban”.
“Kenyataannya adalah Taliban sekarang adalah otoritas de-facto di negara itu, jadi mereka perlu bekerja dengan mereka untuk memungkinkan bantuan dikirimkan kepada orang-orang Afghanistan,” katanya.
Karzai juga menyambut baik resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) baru-baru ini yang mengizinkan pembayaran bantuan kemanusiaan ke Afghanistan meskipun ada sanksi. Resolusi AS yang diusulkan disahkan dengan suara bulat pada hari Rabu. Taliban mengambil alih Afghanistan pada Agustus, mengakhiri kehadiran militer AS dan NATO selama bertahun-tahun yang juga menyaksikan pengunduran diri Presiden Ashraf Ghani.
Mantan presiden Ashraf Ghani – yang menggantikan Karzai pada 2014 – melarikan diri dari negara itu ketika Taliban mengepung Kabul, dan kini berlindung di Uni Emirat Arab (UEA). Beberapa diplomat berbicara tentang Ghani yang melarikan diri dari negara itu dengan koper penuh uang tunai.
Bahkan diplomat itu mengatakan Ghani meninggalkan beberapa uang tunai di bandara Kabul. Menurut duta besar Afghanistan untuk negara tetangga Tajikistan, yang dikutip BBC, Ghani membawa USD169 juta bersamanya. Dalam video berdurasi sepuluh menit pada Rabu (18/8), Ghani membantah tuduhan itu sebagai “sama sekali tidak berdasar” dan “kebohongan.”*