Hidayatullah.com—Koalisi 13 organisasi wanita Muslim di Nigeria mendesak Presiden Muhammadu Buhari dan para gubernur untuk mengakhiri diskriminasi terhadap Muslim karena mengenakan jilbab. Koalisi membuat permohonan pada hari Selasa selama konferensi pers untuk memperingati Hari Hijab Sedunia 2022, di Abuja dengan tema: ‘Hijab adalah Mahkota Kami, bukan Kejahatan Kami’.
Berbicara atas nama koalisi, Hajiya Maryam Ahman, mencatat bahwa beberapa kasus sentimen anti-hijab dan praktik diskriminatif lainnya terhadap perempuan Muslim tercatat di sekolah-sekolah di negara bagian Kwara dan Ogun serta Korps Layanan Pemuda Nasional, NYSC, kamp orientasi, di negara bagian Akwa Ibom tahun lalu.
Menurutnya, diskriminasi agama merupakan kemunduran besar bagi negara dan harus segera diatasi. “Kami menyerukan kepada pemerintah kami di semua tingkatan untuk menciptakan dan menyediakan layanan yang melayani semua, termasuk mereka yang penampilannya ditentukan oleh kepercayaan dan kepatuhan mereka pada perintah pencipta ilahi,” kutip vanguardngr.com.
“Kami menyerukan Majelis Nasional untuk memperkenalkan dan mengesahkan undang-undang yang melayani kepentingan semua warga negara dan yang melindungi hak dan kebebasan semua orang atas pendidikan, kesehatan, pekerjaan, keuangan, kepemilikan rumah, karier, dll. terlepas dari apa yang dikenakan seseorang,” katanya. “Kami mendesak Anda dengan tegas, untuk segera mengesahkan,” tambahnya.
RUU Diskriminasi (Larangan, Pencegahan) Agama, 2021′ yang lulus pembacaan kedua pada Maret 2021. “Kami meminta Kementerian Pendidikan di tingkat federal dan negara bagian untuk memperhatikan viktimisasi siswa yang tidak perlu, yang telah menjadi desimal berulang di sekolah dan institusi kami,” katanya.
“Kami meminta otoritas Korps Layanan Pemuda Nasional untuk memperkenalkan satu seseragam opsional untuk anggota korps wanita Muslim yang ingin tampil dalam pakaian sederhana. Mereka juga harus mengatur mekanisme pemantauan di kamp orientasi untuk memastikan tidak ada anggota korps yang ditolak haknya untuk melindungi kesucian keyakinannya dengan melepas jilbabnya atau dipaksa memakai barang-barang seperti celana pendek.”
Anggota koalisi tersebut antara lain FOMWAN, NASFAT, Women in Dakwah, Ansarudin, Al-Habibiya, JADAFIA, Al-Mu’minat dan Forum Muslim Abuja. Lainnya adalah An-nisa Foundation, Sisters of Jannah, The Criterion, Initiative for Muslim Sisters, dan Hidaya Islamic Charity, antara lain.*