Hidayatullah.com– Keputusan Vatikan untuk mengundang baik orang Ukraina maupun orang Rusia dalam prosesi “Jalan Salib” hari Jumat yang akan dipimpin Paus Fransiskus telah menimbulkan gesekan dengan para pemimpin gereja Katolik Ukraina yang menginginkan agar orang Rusia tidak diundang dalam acara tersebut.
Acara tahunan Via Crucis yang digelar pada Jumat Agung di Colosseum terdiri dari 14 Perhentian Jalan Salib, tahap antara Yesus disiksa sampai mati dan penguburannya. Tahapan-tahapan ini sering disesuaikan sehingga mereka yang membawa salib dari satu perhentian ke perhentian berikutnya mencerminkan peristiwa dunia.
Tahun ini, untuk acara menyalakan lilin malam akan dihadirkan satu keluarga Ukraina dan satu keluarga Rusia yang membawa salib di perhentian ke-13 yaitu tahap di mana Yesus diturunkan dari tiang salib setelah kematiannya.
Teks meditasi yang akan dibaca di perhentian ke-13 berbicara tentang rekonsiliasi dan rekonstruksi setelah pengeboman, lapor Reuters Rabu (13/4/2022).
“Saya menganggap gagasan seperti itu tidak tepat, ambigu, dan tidak memperhitungkan konteks agresi militer Rusia terhadap Ukraina,” kata Uskup Besar Sviatoslav Shevchuk, kepala Gereja Katolik Ritus Bizantium Ukraina.
Shevchuk, yang saat ini berada di Kyiv dan telah mengundang Paus untuk mengunjungi ibu kota Ukraina, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa bahwa teks itu “tidak koheren dan bahkan ofensif”, terutama bila mengingat serangan maut bersimbah darah pasukan Rusia terhadap kota-kota dan desa-desa Ukraina.
Dia mengatakan telah meminta Vatikan untuk meninjau kembali keputusan tersebut.
Lewat Twitter, Dubes Ukraina untuk Vatikan Andrii Yurash mengatakan bahwa dia memahami keprihatinan Shevchuck dan sedang berupaya menjelaskan kepada Vatikan bahwa rencana itu sulit untuk direalisasikan.
Sejak perang dimulai, Paus Fransiskus hanya menyebut Rusia secara eksplisit dalam doa, seperti saat acara global khusus untuk perdamaian pada 25 Maret. Namun dia memperjelas penentangannya terhadap tindakan Rusia, dengan menggunakan kata-kata invasi, agresi, dan kekejaman.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Kremlin mengatakan tuduhan bahwa pasukan Rusia telah melakukan kejahatan perang dengan cara mengeksekusi warga sipil di Ukraina adalah “pemalsuan mengerikan” yang bertujuan untuk merendahkan tentara Rusia.
Kebanyakan orang Rusia dan Ukraina adalah penganut Kristen Ortodoks dan tahun ini akan merayakan Paskah sepekan lebih lambat dari gereja-gereja di negara-negara Barat.*