Hidayatullah.com–Jumlah orang dengan “latar belakang migran” – orang asing dan orang keturunan asing – terus bertambah di Jerman, terbanyak dari Turki, Polandia dan Rusia.
Dilansir DW Selasa (12/4/2022), hasil survei terbaru menunjukkan lebih dari seperempat orang yang hidup di Jerman merupakan kelahiran negeri asing atau setidaknya salah satu orangtuanya adalah imigran.
Angka yang dipublikasikan badan statistik Jerman Destatis hari Selasa menunjukkan bahwa “orang dengan latar belakang migran” mencakup 27,2% dari populasi Jerman.
Dengan sekitar 82 juta orang yang tinggal di Jerman saat ini, aparat memperkirakan bahwa sekitar 22,3 juta adalah kelahiran asing atau orang dengan akar asing. Angka ini merupakan yang tertinggi sejak survei serupa pertama kali dilakukan pada 2005.
Warga negara asing mencakup hanya di bawah satu setengah persen dari kelompok itu.
Sebagian besar orang dengan latar belakang migran merupakan keturunan Eropa dan Asia. Sekitar 7,5 juta memiliki hubungan dengan negara-negara Uni Eropa lainnya, 3,5 juta berlatar belakang Timur Tengah dan 1,1 juta leluhurnya berasal dari Afrika.
Ketika melihat ke masing-masing negara, Turki merupakan negara asal terbesar dengan 12% dari grup itu, diikuti oleh Polandia dengan 10% dan Rusia dengan 6%.
Survei juga menunjukkan bahwa dalam46% kasus, orang berlatar belakang migran berbicara hanya atau keseringan dalam bahasa Jerman di rumahnya.
Bahasa asing yang paling banyak dituturkan di rumah kelompok itu adalah bahasa Turki (8%), disusul Rusia (7%) dan Arab (5%).
Survei itu tidak mencakup perubahan-perubahan yang dipicu invasi Rusia ke Ukraina, yang menyebabkan jutaan orang mengungsi ke berbagai negara Eropa termasuk Jerman.
Catatan 2021 menunjukkan sekitar 308.000 orang Ukraina tinggal di Jerman, kebanyakan sudah lama bermukim di sana.
Sementara itu, pada hari Selasa kepolisian Jerman mengumumkan bahwa sejak awal invasi sampai saat ini sudah 335.000 orang Ukraina mengungsi ke Jerman.*