Hidayatullah.com– Perusahaan raksasa Italia pembuat berbagai camilan Ferrero mengatakan akan berhenti membeli minyak sawit dari Sime Darby Plantation setelah Amerika Serikat menemukan bahwa perkebunan Malaysia itu menggunakan tenaga buruh paksa.
Sime Darby merupakan salah satu dari enam perusahaan di Asia Tenggara yang produknya dilarang masuk oleh pabean Amerika Serikat karena dituding menggunakan tenaga buruh paksa.
Minyaks sawit, jenis minyak sayur yang paling banyak digunakan di dunia, merupakan salah satu bahan kunci dari camilan coklat Ferrero Rocher dan selai coklat Nutella, yang menjadikan produk ikonik yang populer sejagad itu memiliki tekstur lembut dan lama masa pakainya.
“Pada 6 April, kami telah meminta semua pemasok langsung kami untuk berhenti memasok Ferrero dengan minyak sawit dan minyak inti sawit yang bersumber secara tidak langsung dari Sime Darby, sampai pemberitahuan lebih lanjut,” kata Ferrero lewat email yang dikirimkan ke Reuters.
“Ferrero akan mematuhi keputusan dari US Customs and Border Protection,” kata perusahaan asal Italia itu seperti dikutip Reuters (16/4/2022).
Email dari Ferrero itu menjawab pertanyaan yang diajukan Reuters pekan ini perihal kabar bahwa para pemasok menerima permintaan dari perusahaan agar berhenti membeli minyak dari Sime Darby. Ferrero mengatakan tidak membeli langsung minyak sawit dari perusahaan Malaysia itu, yang dikatakan memasok 0,25 persen dari volume minyak sawitnya.
Sementara itu Sime Darby mengatakan kepada Reuters telah mengambil langkah-langkah di bidang hak asasi manusia dan bahwa semua pemangku kepentingannya yang berkomitmen terhadap keberlanjutan sangat yakin dengan keunggulan perusahaannya dalam industri ini. Ferrero bukan merupakan pelanggannya, kata Sime Darby.
Sebelum Ferrero, sejumlah perusahaan lain telah mengambil langkah serupa terhadap Sime Darby, termasuk Cargill Inc, Hershey Co dan General Mills Inc.
Harga saham Sime Darby pada hari Jumat petang kemarin di pasar index Malaysia melorot empat persen.*