Hidayatullah.com—Pemimpin Partai nasionalis Hindu Partai Bharatiya Janata Party (BJP) yang berkuasa di India menginstruksikan para pejabatnya untuk berhati-hati dalam berbicara tentang agama di platform publik. Himbauan ini disampai setelah pernyataan menghina Nabi Muhammad SAW salah satu bekas juru bicara BJP yang menuai protes dari negara-negara Muslim.
Dua pemimpin BJP mengatakan instruksi lisan diberikan kepada lebih dari 30 pejabat senior dan beberapa menteri federal yang berwenang untuk mengambil bagian dalam debat yang diselenggarakan oleh saluran berita India yang ditonton langsung oleh jutaan pemirsa. “Kami tidak ingin pejabat partai berbicara dengan cara yang memengaruhi sentimen keagamaan komunitas mana pun,” ujarnya dikutip Reuters.
“Mereka harus memastikan doktrin partai dibagikan dengan cara yang bijaksana,” kata seorang pemimpin senior BJP yang juga seorang menteri federal di New Delhi.
Dengan sekitar 110 juta anggota, terutama Hindu, BJP adalah partai politik terbesar di dunia, sementara Muslim terdiri dari sekitar 13 persen dari 1,35 miliar penduduk India. Pekan lalu BJP menskors juru bicara dan mengusir pejabat lain setelah negara-negara Islam menuntut permintaan maaf dari pemerintah India dan memanggil diplomat untuk memprotes pernyataan anti-Islam yang dibuat selama debat TV.
Qatar, Arab Saudi, Oman, Uni Emirat Arab, Indonesia, Afghanistan, Pakistan, dan Iran termasuk di antara negara-negara yang menyampaikan keluhan mereka kepada publik. 57 anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) yang berpengaruh mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa penghinaan itu terjadi dalam konteks meningkatnya kebencian terhadap Islam di India dan pelecehan sistematis terhadap umat Islam.
Departemen Luar Negeri AS dalam laporan tahunannya tentang kebebasan beragama internasional yang dirilis Juni lalu, mengatakan serangan terhadap anggota komunitas minoritas, termasuk pembunuhan, penyerangan, dan intimidasi terjadi di India sepanjang 2021. Kementerian Luar Negeri India mengatakan komentar ofensif itu sama sekali tidak mencerminkan pandangan pemerintah.
“Kami tidak dilarang berbicara tentang isu-isu agama yang sensitif, tetapi kami tidak dapat menghina prinsip-prinsip dasar agama apapun,” kata juru bicara senior BJP Gopal Krishna Agarwal.
Menurut pakar kebijakan luar negeri, Perdana Menteri Narendra Modi dalam beberapa tahun terakhir telah meningkatkan hubungan ekonomi dengan negara-negara Islam yang kaya energi, sumber utama impor bahan bakar India. Tetapi hubungan tersebut berada di bawah tekanan karena pidato anti-Islam oleh kedua anggota BJP.
Protes skala kecil meletus di beberapa bagian India ketika kelompok-kelompok Muslim menuntut penangkapan seorang juru bicara BJP yang diskors.
Untuk diketahui, minoritas Muslim India telah merasakan lebih banyak tekanan dalam segala hal mulai dari kebebasan beribadah hingga jilbab di bawah Partai Bharatiya Janata pimpinan Perdana Menteri Narendra Modi. Yang terakhir adalah bentrokan antara Hindu-Muslim selama prosesi keagamaan baru-baru ini, belum terhitung kerusuhan mematikan antara tahun 2019-20.*