Hidayatullah.com– Istri dari Presiden Meksiko, hari Kamis (20/10/2022), menuding produsen fesyen mahal Ralph Lauren meniru motif desain suku asli dalam produk yang dijualnya dengan harga tinggi.
“Hey Ralph (Lauren): kami tahu bahwa kamu sangat menyukai desain-desain orang Meksiko,” kata Beatriz Gutierrez, ibu negara Meksiko yang juga dikenal sebagai penulis dan peneliti, di Instagram.
“Namun, meniru desain seperti ini, kamu berarti melakukan plagiarisme, yang merupakan tindakan ilegal dan tidak bermoral,” tegasnya, dengan menyertai foto sebuah cardigan bermotif khas suku asli Meksiko tergantung di sebuah toko. Jelas terlihat merknya bertuliskan Ralph Lauren.
Ralph Lauren mengatakan kepada Reuters bahwa pihaknya “terkejut” mengetahui produk tersebut masih dijual di pasaran, padahal sudah mengeluarkan edaran agar ditarik dari toko beberapa bulan lalu.
“Kami sangat menyesal hal ini terjadi dan, seperti biasa, kami terbuka untuk berdialog tentang bagaimana agar kami bisa melakukan yang lebih baik,” katanya dalam sebuah pernyataan seperti dikutip Reuters.
Produsen pakaian mewah asal Amerika Serikat itu berjanji bahwa semua produk yang menggunakan motif desain suku-suku asli (pribumi) yang dirilis mulai musim panas 2023 akan dibuat dengan model “credit and collaboration” sebagai bentuk pengakuan terhadap pemilik motif atau desain aslinya.
Menurut penelusuran Reuters, pakaian yang dipermasalahkan istri dari Presiden Meksiko itu saat ini banyak dijual secara online dengan harga ratusan dolar AS.
“Semoga Anda akan memperbaiki kerugian yang dialami komunitas suku asli yang telah membuat karya ini dengan penuh cinta dan bukan demi keuntungan,” imbuh Gutierrez, merujuk desain motif cardigan itu dengan masyarakat suku Contla dan Saltillo.
Sejak menjabat pada 2018, Presiden Andrés Manuel Lopez Obrador berupaya keras untuk mendapatkan kembali barang-barang warisan peninggalan masyarakat Meksiko asli dari era sebelum kedatangan Columbus, termasuk dengan memprotes penjualan barang antik Meksiko di rumah-rumah lelang di Amerika Serikat dan Eropa serta mengupayakan pengembaliannya.
Pada bulan Juli, pemerintah Meksiko meminta penjelasan dari peritel fesyen China Shein yang menggunakan elemen suku Maya dalam salah satu produknya. Shein akhirnya menarik pakaian tersebut dari websitenya.
Pemerintah Meksiko melayangkan protes serupa kepada perusahaan-perusahaan yang menaungi gerai-gerai fesyen mewah dunia seperti Louis Vuitton (LVMH) asal Prancis, desainer ternama Venezuela Carolina Herrera, Zara asal Spanyol dan peritel asal Amerika Serikat Anthopologie.*