Hidayatullah.com– Wakil Presiden Malawi Saulos Chilima telah ditangkap dengan tuduhan bahwa dia menerima uang suap dengan imbalan memberikan kontrak pemerintah.
Dia dituduh menerima uang sogokan $280.000 dari seorang pengusaha Inggris “serta barang-barang lainnya”, kata sebuah pernyataan.
Hari Jumat (25/11/2022), di pengadilan Dr Chilima mengaku tidak bersalah atas dakwaan tersebut, lansir BBC.
Dia sudah dilucuti kekuasaannya pada bulan Juni ketika pertama kali ditetapkan sebagai tersangka oleh Anti-Corruption Bureau.
Biro itu mengidentifikasi Dr Chilima dan 83 pejabat Malawi lain sebagai tersangka karena terlibat korupsi dengan pengusaha Inggris bernama Zuneth Sattar.
Dr Chilima, yang saat ini tidak ditahan dengan uang jaminan, menghadapi enam dakwaan. Ini untuk pertama kalinya di Malawi orang yang sedang menjabat wakil presiden didakwa pidana korupsi
Dia diperiksa oleh aparat antikorupsi hari Jumat pagi di kantor yang dijaga oleh petugas keamanan. Upaya-upaya sebelumnya untuk menanyai Dr Chilima senantiasa dihalang-halangi oleh para pendukungnya.
Hari Jumat petang, para pendukungnya tampak bentrok dengan polisi ketika dia memasuki gedung pengadilan di ibu kota Lilongwe, lapor Reuters melansir laporan video media lokal.
Sementara beberapa orang Malawi melihat penangkapan itu sebagai langkah serius dalam perang melawan korupsi, para pendukung Dr Chilima mengatakan bahwa itu adalah bagian dari perburuan politik.
Sattar, yang dilahirkan di Malawi, ditangkap di Inggris pada Oktober tahun lalu dan dikeluarkan dari tahanan dengan jaminan.
Dia dituduh menggunakan koneksi dengan pejabat senior pemerintah dan politisi Malawi untuk secara curang mendapatkan kontrak pengadaan barang dan jasa.
Kontraknya beragam, seperti pengadaan kendaraan pengangkut personel lapis baja, jatah makanan dan meriam air, Financial Times melaporkan pada bulan Mei.
Sattar membantah melakukan kesalahan.
Dr Chilima baik ke puncak kekuasaan pada 2020 sebagai pendamping calon presiden Lazarus Chakwera. Mereka berasal dari partai berbeda, tetapi sepakat berkoalisi untuk mengalahkan calon presiden incumbent Peter Mutharika.
Sebagai wakil presiden, Dr Chilima mengkampanyekan antikorupsi, berjanji untuk mengakhiri puluhan tahun kebatilan dalam pemerintahan dan mengakhiri kemiskinan di salah satu negara termiskin di dunia itu.
“Korupsi memiliki kekuatan untuk menghancurkan sebuah negara dan rakyatnya hingga tidak dapat diperbaiki lagi. Korupsi memiliki kekuatan untuk membuat pemerintah kehilangan legitimasi atas rakyatnya,” kata Dr Chilima dalam surat-menyurat Anti-Corruption Bureau tahun 2021.
Tahun lalu, Malawi menduduki peringkat 110 dari 180 negara dalam Corruption Perceptions Index yang disusun Transparency International.*