Hidayatullah.com—India dan Indonesia adalah rumah bagi populasi Islam terbesar di dunia, demikian kata Penasihat Keamanan Nasional India, Ajit Doval dalam acara dialog antaragama di Pusat Kebudayaan Islam India di New Delhi. Ajit Doval berbicara tentang peran ulama dalam mendorong perdamaian antaragama dan keharmonisan sosial di India dan Indonesia, kepada delegasi Indonesia dan perwakilan dari agama lain.
“Sama seperti di India, Islam di Indonesia disebarkan oleh para pedagang dari Kerala dan Gujarat saat ini dan Sufi dari Bengal dan Kashmir. Penyebaran damai ini mengarah pada pengembangan budaya sinkretis, di mana tidak hanya agama pra-Islam berkembang berdampingan, tetapi tradisi kuno dan adat istiadat setempat sangat memengaruhi praktik keagamaan,” kata Ajit Doval dikutip ANI hari Selasa, (29/11/2022).
“Kita mungkin berbicara bahasa yang berbeda, tetapi kita memiliki keinginan yang sama untuk perdamaian dan harmoni. Dialog kita hari ini adalah media penting untuk membantu kita mencapai tujuan itu,” katanya saat menyampaikan pidatonya dalam acara bertema “Peran Ulama dalam Membina Budaya Perdamaian Antaragama dan Harmoni Sosial di India dan Indonesia” yang dihadiri tokoh-tokoh agama Indonesia dan India.
Doval mengatakan bahwa Indonesia adalah mitra penting dalam perluasan lingkungan India dan kedua negara kita memiliki banyak kesamaan. “Kami telah memiliki kontak budaya, ekonomi, dan spiritual yang luas dan luas selama 1600 tahun hingga abad ke-14. Kontak ini menunjukkan kepada kami nilai keterbukaan, keterlibatan, dan rasa hormat terhadap keragaman,” katanya.
“Kita mungkin berbicara bahasa yang berbeda, tetapi kami berbagi keinginan yang sama untuk perdamaian dan harmoni. Dialog kita hari ini adalah media penting untuk membantu kita mencapai tujuan itu,” katanya.
Dalam dialog hari Selasa ini India dan Indonesia menyoroti peran ulama dalam membina pemeluknya. Kedua negara mengatakan ulama memainkan peran penting dalam menyebarkan pendidikan di kalangan umat Islam, bagaimana melawan radikalisasi dan ekstremisme.
Dialog sehari tentang peran ulama dalam mendorong perdamaian antaragama dan keharmonisan sosial di India dan Indonesia diselenggarakan Pusat Kebudayaan Islam India, sejalan dengan proposal yang dibuat oleh Mahfud MD saat Doval mengunjungi Jakarta bulan Maret untuk keamanan bilateral kedua negara, kutip dikutip laman hindustantimes.com.
Ajit Doval berharap tujuan dialog adalah untuk menyatukan Indian dan ulama dan cendekiawan Indonesia yang dapat memajukan kerja sama dalam mempromosikan toleransi, kerukunan, dan hidup berdampingan secara damai. Hal ini, katanya, akan mendukung perang melawan ekstremisme kekerasan, terorisme dan radikalisasi.
“Tidak ada tujuan yang mendukung ekstremisme, radikalisasi, dan penyalahgunaan agama yang dapat dibenarkan atas dasar apa pun. Ini adalah distorsi agama yang perlu kita semua angkat suara. Ekstremisme dan terorisme bertentangan dengan makna Islam sendiri karena Islam berarti kedamaian dan kesejahteraan. Oposisi terhadap kekuatan semacam itu tidak boleh dilukiskan sebagai konfrontasi dengan agama apa pun. Itu tipu muslihat,” kata Ajit dikutip ANI, tanpa menyinggung banyaknya aksi kekerasan radikal Hindu kepada Islam.
Ajit Doval juga menyinggung bahwa ulama juga harus mahir memanfaatkan teknologi dan memanfaatkannya untuk menggagalkan propaganda dan kebencian. Dia mengatakan India dan Indonesia memiliki kekayaan sejarah, keragaman, tradisi bersama, dan bilateralisme yang meningkat, memiliki potensi untuk meningkatkan prospek perdamaian, kerja sama regional, dan kemakmuran di Asia.
Dalam keynote speech-nya, Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Republik Indonesia Mahfud MD, mengatakan bahwa masyarakat telah berkali-kali menyaksikan orang-orang yang menggunakan agamanya sebagai doktrin kebenaran absolut dan dengan cepat menyalahkan orang lain.
“Kita harus keluar dari sini dan berbenah. Agama, menurut saya, harus menjadi sumber perdamaian, bukan alasan perselisihan, konflik, atau kekerasan. Agama harus menjadi alat pemersatu, bukan alat pemecah belah,” katanya.
Mahfud MD berada di Delhi atas undangan Penasihat Keamanan Nasional Doval, didampingi oleh delegasi ulama. Ulama yang berkunjung dari Indonesia juga akan berinteraksi dengan rekan-rekan mereka di India .
Ia menyebut India dan Indonesia sama-sama merupakan negara demokrasi yang berkembang di kawasan Indo-Pasifik; perairan yang mengaliri pantai Indonesia juga mengaliri pantai kita; mereka memiliki hubungan sejarah dan budaya dan hubungan orang-ke-orang yang luas.
Selain dialog antar cendekiawan muslim, para ulama Indonesia akan bertemu dengan tokoh agama lain India. Dialog tersebut bermaksud untuk menyatukan para sarjana yang dapat memajukan kerja sama untuk mempromosikan toleransi dan hidup berdampingan secara damai dan melawan ekstremisme kekerasan.
Ketua Bidang Dakwah dan Ukhuwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Chalil Nafis mengatakan dalam kesempatan itu dirinya menyampaikan bahwa agama adalah sumber nilai dan kebaikan. Agama penuntun hidup untuk bisa hidup berdampingan, sebagaimana Islam, sesuai namanya salam pembawa perdamaian.
“Pada kesempatan ini saya sampaikan bahwa akstrimisme bisa terjadi pada agama apapun dan multi faktor. Makanya penyelesaiannya harus multi dimensi. Namun dasarnya adalah pemahaman teks-teks agama yang benar dan original,” ujarnya dikutip di akun Instagramnya.
Menteri Luar Negeri S Jaishankar pada hari Selasa bertemu dengan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Hak Asasi Manusia Mohammed Mahfud MD dan membahas beberapa isu termasuk G20, kerjasama bilateral dan situasi Myanmar. “Senang bertemu dengan Menko Polhukam @mohmahfudmd. Membahas tindak lanjut G20, kerja sama bilateral, dan situasi Myanmar,” demikian ciutan Jaishankar.
Indonesia secara resmi menyerahkan kepresidenan G20 ke India selama KTT 20 ekonomi terbesar dunia di Bali. Kedua negara, bersama dengan Brasil, adalah bagian dari Troika G20, yang mencakup presidensi yang keluar, yang sekarang, dan yang akan datang. Indonesia juga memiliki peran kunci dalam membantu menyelenggarakan acara yang akan diselenggarakan selama kepresidenan G20 India mulai 1 Desember.*