Hidayatullah.com—Pimpinan lembaga antariksa Amerika Serikat NASA Jim Bridenstine mengatakan uji misil antisatelit yang dilakukan India belum lama ini merupakan tindakan yang sangat buruk karena menciptakan sampah berbahaya di luar angkasa. Padahal faktanya, Amerika Serikat merupakan penyampah terbanyak di langit.
Dalam pertemuan di sebuah balai kota yang disiarkan langsung secara online, Bridenstine mengatakan menyampah di orbit merupakan hal yang “sangat-sangat buruk.” Uji coba senjata antisatelit yang dilakukan India akhir Maret kemarin menghasilkan sekitar 400 puing yang melayang di orbit, 60 di antaranya berukuran cukup besar untuk dapat dilacak NASA, dan 24 puing melayang di poin teratas orbit International Space Station (ISS).
“Aktivitas semacam itu tidak kompatibel dengan penerbangan antariksa oleh manusia di masa depan,” ujar Bridenstine, seraya menambahkan bahwa sampah yang dibuat India dari uji coba itu menaikkan risiko bagi ISS menjadi 44 persen.
Namun, 60 puing pecahan satelit India itu sangat kecil dibanding 21.000 puing berukuran lebih dari 10cm yang sedang dalam pengamatan NASA Sepertiga dari jumlah itu dihasilkan dari uji coba misil antisatelit yang sebelumnya dilakukan oleh Rusia, China dan Amerika Serikat saja.
“Jelas merupakan kemunafikan Amerika Serikat mengeluh seperti itu sebab Pentagon telah membuat lebih banyak puing antariksa dibanding negara lain di planet ini,” kata Bruce K. Gagnon, koordinator Global Network Against Weapons & Nuclear Power in Space seperti dikutip RT Selasa (2/4/2019).
Meskipun AS mengkritik uji coba misil antisatelit India, Gagnon berkeyakinan Washington tidak akan mengambil tindakan terhadap Delhi, sebab AS justru diuntungkan dengan kemampuan yang dimiliki India tersebut guna menangkal kekuatan China.
Faktanya, AS kelihatannya memang “sengaja mendorong India untuk memiliterisasi dan mempersenjatai antariksa guna membantu Washington mengepung China –sebagaimana diketahui India dan China sejak lama memiliki hubungan yang kurang mulus,” imbuh Gagnon.
Brahma Chellaney, profesor Strategic Studies di Center for Policy Research in New Delhi mengatakan bahaya dari puing yang dihasilkan uji coba senjata India tidak lebih besar dari bahaya sampah antariksa yang sudah dihasilkan negara-negara lain.
“Puing-puing dari uji coba oleh India, karena berada di orbit rendah, akan terbakar dan jatuh kembali ke bumi dalam beberapa bulan mendatang, jika tidak dalam hitungan minggu. Namun, puing-puing berasal dari tindakan AS dan China akan masih berada di angkasa selama bertahun-tahun,” kata Chellaney kepada RT.
India merupakan negara keempat dunia yang berhasil melakukan uji coba senjata antisatelit setelah China, Rusia dan Amerika Serikat.*